KABARSEMBADA.COM, YOGYAKARTA – Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-270 Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) digelar dengan penuh semangat di Stadion Mandala Krida, Kamis (13/3/2025). Dengan mengusung tema “Jogja Tumata Tuwuh Ngrembaka”, peringatan ini menjadi titik refleksi bagi DIY untuk terus berkembang secara tertata, berkelanjutan, dan berdaya saing.
Transformasi Yogyakarta Menuju Smart Region
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyoroti pentingnya transformasi digital dalam menghadapi tantangan zaman. Ia menekankan bahwa pertumbuhan daerah tidak boleh hanya diukur dari angka statistik, melainkan juga dari kemampuan daerah dalam beradaptasi dengan perkembangan industri digital dan ekonomi kreatif.
“Jogja harus terus berkembang dengan memanfaatkan teknologi digital, ekonomi kreatif, serta inovasi perkotaan sebagai penggerak utama. Ini adalah kunci untuk menjaga daya saing daerah di tingkat nasional maupun global,” ungkap Sri Sultan HB X.
Sri Sultan juga menekankan perlunya tata kelola pemerintahan berbasis data atau data-driven governance agar Yogyakarta menjadi Smart Region yang lebih adaptif, transparan, dan melibatkan partisipasi masyarakat secara aktif.
“Pembangunan harus menciptakan ekosistem yang inklusif dan berkelanjutan. Kita tidak hanya membangun infrastruktur fisik, tetapi juga memastikan bahwa masyarakat DIY memiliki daya saing dan akses terhadap peluang ekonomi,” tambahnya.
Membangun Yogyakarta yang Resilient dan Berdaya Saing
Dalam pidatonya, Sri Sultan HB X juga menegaskan bahwa Yogyakarta harus menjadi contoh bagi daerah lain dalam membangun kota yang tidak hanya tangguh secara ekonomi, tetapi juga menjunjung tinggi nilai inklusivitas.
“Yogyakarta harus memastikan bahwa setiap langkah kemajuan yang dicapai tidak hanya dinikmati oleh segelintir orang, tetapi membawa kesejahteraan bagi seluruh masyarakat,” katanya.
Sebagai bagian dari transformasi digital, Yogyakarta diharapkan mampu menjadi pusat inovasi budaya dan teknologi, yang tetap mempertahankan kearifan lokal sebagai bagian dari identitasnya. Perpaduan antara tradisi dan modernitas diyakini akan menjadikan Yogyakarta sebagai kota yang visioner dan progresif dalam menghadapi tantangan masa depan.
Filosofi “Jogja Tumata Tuwuh Ngrembaka”
Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menjelaskan bahwa tema yang diangkat dalam HUT ke-270 ini memiliki filosofi yang mendalam bagi perkembangan kota.
- Tumata menggambarkan pentingnya keteraturan, kedisiplinan, dan kebersihan dalam menjaga keindahan kota.
- Tuwuh menitikberatkan pada pertumbuhan ekonomi yang tidak hanya cepat, tetapi juga merata di seluruh lapisan masyarakat.
- Ngrembaka menandakan perkembangan yang inklusif, di mana seluruh warga dapat menikmati kesejahteraan dan kemajuan yang diraih kota.
“Kota Yogyakarta harus menjadi lingkungan yang tertata, nyaman, dan bersih. Namun, lebih dari itu, kita ingin melihat pertumbuhan ekonomi yang adil serta pembangunan yang memberi manfaat luas bagi semua warga,” jelas Hasto.
Ia menambahkan bahwa konsep Ngrembaka harus diwujudkan dengan menciptakan kota yang tidak hanya berkembang untuk diri sendiri, tetapi juga mampu memberi dampak positif bagi banyak orang.
Dengan semangat “Jogja Tumata Tuwuh Ngrembaka”, DIY berkomitmen untuk terus bergerak maju, tidak hanya menjadi kota yang semakin modern, tetapi juga tetap mempertahankan nilai budaya yang menjadi ciri khasnya. (*)
Tinggalkan Balasan