KABARSEMBADA.COM, YOGYAKARTA – Kota Yogyakarta bersiap menghadapi transformasi besar-besaran! Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengantongi mandat langsung dari Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam rapat koordinasi yang digelar di Gedhong Pracimasana, Jumat (11/4/2025) pagi. Fokus utama? Penataan infrastruktur, penertiban bangunan tinggi, hingga pengembangan wisata wilayah selatan!
Tak sendiri, Hasto didampingi Wakil Wali Kota Wawan Harmawan dan jajaran Pemkot Yogyakarta saat menerima sederet arahan strategis yang digadang-gadang bakal menyulap wajah kota jadi lebih rapi dan menggeliat secara ekonomi.
Bangunan Tinggi Bakal Ditekan, Aturan Dirombak!
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menyoroti perbedaan aturan soal ketinggian bangunan antara pemerintah provinsi dan Pemkot Yogyakarta. Sultan meminta penyesuaian demi menjaga harmoni kawasan sumbu filosofis.
“Regulasi Pemkot mengizinkan bangunan sampai 32 meter, kami maunya maksimal 24 meter saja,” ujar Sri Sultan tegas.
Ketidaksinkronan ini dinilai bisa mengganggu estetika dan nilai historis kawasan penting yang kini tengah diperjuangkan sebagai warisan dunia UNESCO.
Wisata Selatan Jadi Sorotan, Hasto: Ini Prioritas Kami!
Tak hanya penataan fisik, Sri Sultan juga mendesak Pemkot Yogyakarta untuk lebih serius mengembangkan potensi wilayah selatan yang selama ini kurang maksimal. Respons cepat pun langsung dilontarkan oleh Wali Kota Hasto Wardoyo.
“Kami siap melaksanakan arahan Pak Gubernur. Wilayah selatan memang sudah jadi fokus utama kami,” terang Hasto yang pernah menjabat Kepala BKKBN ini.
Tiga kawasan jadi perhatian khusus. Yakni, Kotagede yang merupakan wisata heritage berpadu arsitektur khas, Taman Budaya Embung Giwangan (TBEG) yang selama ini dikenal sebagai ruang seni-budaya modern, dan XT Square yang merupakan sentra UMKM dan event kreatif.
Shuttle Wisata Yogyakarta Selatan Siap Jalan!
Biar wisatawan makin mudah jelajahi spot menarik di selatan, Pemkot Yogyakarta bakal meluncurkan layanan shuttle eksklusif yang menghubungkan tiga titik utama: Gembira Loka Zoo – XT Square – TBEG.
“Kami ingin kawasan ini saling terhubung dengan akses mudah dan nyaman. Shuttle ini solusinya,” jelas Hasto.
Strategi ini diharapkan mendongkrak jumlah pengunjung dan menumbuhkan ekonomi warga sekitar melalui pariwisata yang terintegrasi.
Yogyakarta Tuntaskan Masalah Sampah! 100% Terkelola via Depo
Tak cuma infrastruktur dan wisata, pengelolaan sampah juga jadi topik hangat dalam rapat. Hasto menyatakan bahwa 14 depo sampah di Kota Yogya telah dikosongkan, dan 30 TPS sudah resmi ditutup.
“Tinggal TPS Pamungkas yang masih proses. Selebihnya sudah aman,” ungkap Hasto.
Jumlah transporter juga melonjak tajam: dari 1.087 pada akhir Maret menjadi 1.130 unit per 8 April 2025. Armada ini kini melayani 50.225 kepala keluarga, memastikan seluruh sampah terangkut dan dipilah sesuai jenisnya.
“Warga sudah terintegrasi lewat RT-RW. Sampah sekarang lebih tertib dan teratur,” lanjut mantan Bupati Kulonprogo ini.
Dengan sederet langkah progresif ini, Yogyakarta tak sekadar menjaga warisan budaya tapi juga bergerak ke arah kota modern yang tertib, kreatif, dan ramah lingkungan. Karena itu, pihaknya akan melakukan penertiban bangunan, pengembangan wisata selatan, mewujudkan transportasi terintegrasi, dan menargetkan sampah 100% terkelola dengan baik. Semua ini akan menjadi bukti nyata bahwa Yogyakarta siap naik level! (*)
Tinggalkan Balasan