KABARSEMBADA.COM, YOGYAKARTA – Kota Yogyakarta kembali mencuri perhatian publik setelah berhasil menyabet penghargaan Reka Cipta Bhakti Nugraha 2025 sebagai Kota Terbaik Pertama dalam Perencanaan Pembangunan Daerah. Penghargaan prestisius ini diserahkan langsung oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X kepada Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, di Gedung Pracimosono, Kepatihan Yogyakarta, Selasa (15/4/2025).
Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi terhadap keberhasilan Pemkot Yogyakarta dalam menyinergikan proses perencanaan, penganggaran, hingga evaluasi pembangunan secara efektif dan akuntabel.
“Kami tidak hanya bicara soal rencana, tapi juga bagaimana rencana itu dieksekusi dengan baik dan dievaluasi secara nyata. Inilah kunci keberhasilan pembangunan kami,” ujar Hasto usai menerima penghargaan.
Menurut Hasto, keberhasilan ini tak lepas dari efisiensi anggaran yang dilakukan tanpa mengorbankan kualitas pelayanan publik. Saat dilakukan refocusing anggaran, Pemkot tetap menjaga stabilitas pelayanan, bahkan mampu meningkatkan efektivitas pengelolaan dana publik.
Hasto juga menyampaikan penghargaan kepada pejabat sebelumnya, termasuk Sekda dan Kepala Bappeda, yang telah meletakkan dasar pembangunan yang kuat.
“Saya hanya meneruskan pondasi yang sudah ditanamkan dengan sangat baik. Tantangan kita hari ini adalah bagaimana membawanya ke arah yang lebih relevan dengan kebutuhan masa depan,” jelasnya.
Yang menarik, Pemkot Yogyakarta kini mulai beralih dari indikator Human Development Index (HDI) ke Human Capital Index (HCI), yang lebih menekankan pada kualitas sumber daya manusia sebagai pusat pembangunan.
“Kami mengusung konsep Human-Centered Development. Fokus utama adalah peningkatan kualitas manusia—baik dari sisi pendidikan, keterampilan, maupun daya saing ekonomi,” tegas Hasto.
Dalam sambutannya, Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengingatkan bahwa Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) DIY 2026 memiliki posisi strategis, yakni sebagai kelanjutan RPJMD 2022–2027 dan landasan awal RPJPD 2025–2045.
Tema pembangunan DIY tahun 2026 difokuskan pada penguatan sektor unggulan dan pemanfaatan teknologi informasi. Sektor pariwisata, pertanian, dan manufaktur menjadi tumpuan utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
“Perencanaan bukan hanya menyusun program, tapi menentukan masa depan. Kita harus sinergis agar bisa memaksimalkan potensi daerah dengan sumber daya yang terbatas,” kata Sri Sultan.
Sri Sultan juga memaparkan pencapaian signifikan DIY dalam mengurangi angka kemiskinan. Dalam satu dekade terakhir, DIY mencatat penurunan kemiskinan tercepat di Pulau Jawa, yakni 4,17%. Kemiskinan ekstrem bahkan turun menjadi hanya 0,85% pada Maret 2024.
Namun, tantangan tetap ada, mulai dari ketimpangan wilayah hingga efek dari dinamika global. Oleh karena itu, Sri Sultan menekankan pentingnya kolaborasi antar pemerintah daerah dan adaptasi terhadap perubahan zaman.
“Seperti air yang mengalir, pembangunan harus fleksibel, terus bergerak, dan mampu menjawab tantangan zaman,” terang Sri Sultan. (*)
Tinggalkan Balasan