Wisata Bawuran Bangkit, Njelajah Mbantul Milang Kori 2025, Angkat Potensi Lokal yang Selama Ini Tersembunyi

KABARSEMBADA.COM, BANTUL – Destinasi wisata di Kalurahan Bawuran, Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul, semakin bersinar berkat gelaran “Njelajah Mbantul Milang Kori 2025” yang kembali digelar oleh Dinas Pariwisata Bantul. Program ini menjadi jendela untuk mengenalkan kekayaan alam, budaya, dan ekonomi kreatif yang dimiliki Bawuran kepada masyarakat luas.

Kegiatan jelajah wisata ini menyusuri jalur-jalur eksotis yang menghubungkan potensi lokal dengan geliat ekonomi masyarakat. Mulai dari Puncak Sosok yang telah lebih dulu viral, hingga ke tempat-tempat yang belum banyak terjamah namun menyimpan pesona dan nilai sejarah tinggi.

Lurah Bawuran, Supardiyono, mengungkapkan bahwa kegiatan ini menjadi momentum strategis untuk mempromosikan kekayaan Bawuran yang lebih dari sekadar destinasi foto-foto.

“Puncak Sosok memang sudah terkenal, tapi Bawuran menyimpan potensi luar biasa lainnya. Ada Sanggar Tari yang aktif melestarikan budaya, situs bersejarah Sendang Ketos, kerajinan bambu, hingga UMKM rambak kulit,” tutur Supardiyono dalam siaran pers, Sabtu (17/5/2025).

Lebih dari sekadar wisata alam, Bawuran juga memiliki pendekatan pembangunan berbasis masyarakat melalui program pengelolaan sampah terpadu, budidaya lele, hingga penguatan ekonomi lewat BUMDes (Badan Usaha Milik Desa).

“Dari hasil pengelolaan potensi ini, PAD (Pendapatan Asli Desa) BUMDes kami hampir tembus Rp100 juta per tahun. Dana itu kami kembalikan untuk pembangunan dan kesejahteraan warga,” tambah Supardiyono.

Kegiatan ini juga melibatkan komunitas lokal seperti Karang Taruna dan asosiasi wisata, yang berperan dalam mengelola Unit Ekonomi Produktif (UEP) di bidang pertanian, perikanan, hingga pariwisata berbasis edukasi.

“Kami ingin agar pemuda juga terlibat aktif dalam mengembangkan potensi desa. Sinergi ini sangat penting agar wisata tidak hanya sekadar tren, tapi juga membawa dampak ekonomi,” imbuhnya.

Salah satu pengunjung, Dewi Rahmawati (29), wisatawan asal Sleman yang mengikuti kegiatan jelajah ini, mengaku terkesan dengan kekayaan budaya dan keramahan warga Bawuran.

“Saya pikir hanya ada Puncak Sosok. Tapi ternyata ada Sanggar Tari, situs sejarah, dan UMKM yang semuanya hidup dan berkembang. Rasanya kayak menemukan hidden gem!” ujarnya antusias.

Sementara itu, Rizky Pradana (33), pegiat traveling dari Yogyakarta, menilai bahwa pendekatan wisata yang dilakukan di Bawuran sangat inspiratif.

“Jarang ada desa wisata yang menggabungkan potensi alam, budaya, dan pengolahan sampah dalam satu paket. Ini bisa jadi contoh desa wisata modern yang mandiri dan berkelanjutan,” tuturnya.

Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan komunitas lokal, Bawuran bersiap menjadi salah satu wajah baru wisata berkelas di Bantul. Kegiatan Njelajah Mbantul Milang Kori bukan hanya sebatas acara seremonial, tetapi menjadi bukti nyata bahwa wisata bisa menjadi motor penggerak ekonomi dan pelestarian budaya. (*)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *