KABARSEMBADA.COM, GUNUNGKIDUL – Inovasi tak melulu harus canggih dan mahal. Buktinya, petani di Kampung Tangguh Kalisuci, Kalurahan Tambakromo, Kapanewon Semanu, sukses menciptakan gebrakan baru dalam dunia pertanian. Mereka menanam melon dengan media bekas galon air, yang dialiri air melalui selang kecil, hemat air, ramah lingkungan, dan hasilnya manis!
Aksi ini mencuri perhatian Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, yang hadir langsung dalam kegiatan penanaman bibit dan panen raya melon. Didampingi oleh jajaran perangkat daerah, Bupati memberikan dukungan penuh terhadap gerakan ketahanan pangan berbasis keluarga.
“Ini bukan cuma soal menanam melon, tapi tentang membangun kemandirian ekonomi dari halaman rumah sendiri,” tegas Bupati Endah dalam siaran pers, Minggu (20/4/2025).
Kegiatan ini juga jadi momen spesial bagi Panewu Semanu, Emmanuel Krisno Juwoto, yang mengaku bangga karena baru pertama kalinya Bupati hadir langsung menyapa petani di wilayahnya.
“Ada 15 kelompok tani yang aktif mengelola 20 greenhouse. Ini adalah langkah besar menuju ketahanan pangan mandiri,” ujar Krisno.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Rismiyadi, menambahkan bahwa inovasi pertanian hortikultura di Gunungkidul telah berkembang pesat. Bahkan, ada 17 kalurahan yang kini mendapat dukungan pengembangan pertanian berbasis pemanfaatan tanah kas desa.
“Kami akan terus mendampingi masyarakat, terutama dalam hal inovasi dan keberlanjutan,” kata Rismiyadi.
Yang bikin salut, para petani di Kalisuci tak hanya fokus pada hasil, tapi juga cara. Mereka memanfaatkan limbah galon sebagai pot tanam yang dialiri air irit via selang kecil. Hasilnya? Teknik tanam cerdas air yang cocok untuk daerah kering seperti Gunungkidul.
“Saya sangat terinspirasi. Ini bisa jadi solusi untuk mengurangi pengeluaran rumah tangga. Tidak perlu beli, tinggal petik dari halaman sendiri,” puji Bupati Endah.
Dalam catatannya, Bupati menyebut Gunungkidul merupakan wilayah dengan jumlah penerima bantuan sosial tertinggi di DIY, mencapai Rp405 miliar per tahun. Namun dengan edukasi dan inovasi seperti ini, Endah optimistis beban pengeluaran masyarakat bisa ditekan secara signifikan.
Di akhir kunjungannya, Bupati Endah menggagas ide besar: menjadikan Kampung Tangguh Kalisuci sebagai destinasi wisata edukasi pertanian.
“Kita akan inisiasi branding kampung ini sebagai kampung sayur dan buah berbasis teknik irit air. Kalau ingin belajar menanam dengan efisien dan ramah lingkungan, datang saja ke Kalisuci,” tandas Bupati Endah. (*)
Tinggalkan Balasan