Tular Nalar Summit 2025, Gaungkan Kolaborasi Digital dari Anak Muda hingga Lansia untuk Indonesia Lebih Cerdas

KABARSEMBADA.COM, YOGYAKARTA – Literasi digital kini tak hanya jadi isu, tapi sudah menjadi gerakan nasional. Melalui perhelatan Tular Nalar Summit 2025, ratusan tokoh lintas sektor berkumpul di MMTC Yogyakarta, Kamis (26/6/2025), untuk memperkuat kolaborasi membangun masyarakat digital yang tangguh, kritis, dan sehat.

Mengangkat tema “Merayakan Semesta Kolaborasi”, summit ini menjadi titik puncak dari fase ketiga program Tular Nalar yang telah digagas sejak 2021. Lebih dari 300 peserta hadir. Mulai dari pemerintah, akademisi, LSM, jurnalis, komunitas, hingga sektor swasta. Semuanya bersatu demi satu tujuan: membangun ekosistem digital yang beretika dan inklusif.

“Tular Nalar Summit adalah ruang refleksi sekaligus ajang menyusun langkah nyata. Kami ingin membangun sinergi untuk mewujudkan masyarakat yang cerdas digital,” ujar Septiaji Eko Nugroho, Chairman dan Co-Founder Mafindo, penggagas program ini.

Kolaborasi Antar Generasi: Lansia & Anak Muda Bersatu Lawan Hoaks

Salah satu sesi unggulan dalam acara ini adalah program intergenerasi, yang melibatkan pelajar dan kelompok lansia untuk saling melindungi dalam menghadapi maraknya informasi menyesatkan di dunia maya.

“Dengan jumlah lansia yang terus bertambah, kami ingin mereka tidak hanya sehat secara fisik dan mental, tetapi juga sehat secara digital,” tegas Septiaji.

Tak hanya itu, Tular Nalar juga mendorong literasi kritis terkait AI, terutama di kalangan generasi muda, agar pemanfaatan teknologi seperti ChatGPT atau Gemini tidak berdampak negatif terhadap daya pikir.

Empat Tahun, 500 Kelas, 38 Provinsi

Koordinator Kurikulum dan Riset Tular Nalar, Rita Gani, memaparkan capaian membanggakan sepanjang perjalanan program. Sejak diluncurkan pada 2021, Tular Nalar telah menjangkau seluruh provinsi di Indonesia melalui dua program utama: Akademi Digital Lansia (ADL) dan Sekolah Kebangsaan.

“Sudah ada 500 kelas literasi digital yang digelar, 100 kelas untuk lansia dan 400 untuk anak muda. Materi yang diajarkan mulai dari deteksi hoaks hingga keamanan data pribadi,” jelas Rita.

Menteri Abdul Mu’ti: Literasi Digital Adalah Benteng Pertahanan Bangsa

Dalam sambutan virtualnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyatakan apresiasinya terhadap pelaksanaan Tular Nalar Summit yang dianggap sebagai gerakan strategis menghadapi era banjir informasi dan disinformasi.

“Teknologi telah banyak disalahgunakan untuk menyebarkan informasi keliru yang menimbulkan kegaduhan. Literasi digital adalah kunci utama untuk membentengi masyarakat,” tegas Mu’ti.

Mu’ti juga menekankan pentingnya forum semacam ini untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menyaring informasi.

“Komunitas ini memiliki kapasitas untuk mengkaji dan memilih informasi yang bermakna, serta mengabaikan yang menyesatkan,” tambah Mu’ti.

Kegiatan ini juga disambut hangat oleh Ketua STMM “MMTC” Yogyakarta, R.M. Agung Harimurti, yang menyatakan bahwa program Tular Nalar mampu memberikan dampak riil bagi pemberdayaan masyarakat.

“Program ini bukan sekadar edukatif, tetapi transformasional. Ia membekali masyarakat dengan kemampuan membedakan mana informasi benar dan mana hoaks,” ujar Agung.

Menurutnya, Tular Nalar layak disebut sebagai pionir dalam memperkuat resiliensi digital masyarakat Indonesia, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia, pelajar, dan pemilih pemula.

“Kami bangga menjadi bagian dari upaya membangun Indonesia yang cerdas digital. Ini bukan hanya tentang pengetahuan, tapi tentang pemberdayaan,” terangnya. (*)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *