kabarsembada.com – Keamanan siber harus menjadi prioritas mengingat teknologi informasi dan komunikasi merupakan salah satu pendukung utama pelayanan publik.
Hal ini disampaikan oleh Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman, Eka Suryo Prihantoro, saat Forum SPBE dan Smart City di Hotel Alana, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, pada Selasa (9/7/2024).
Dalam era revolusi industri 4.0, digitalisasi membuat akses informasi terbuka selama 24 jam setiap harinya. Namun, hal ini juga membuka peluang bagi kejahatan siber yang mengancam data pemerintah daerah melalui berbagai aplikasi di perangkat gawai.
“Oleh karena itu, saya mengingatkan setiap perangkat daerah untuk menerapkan standar keamanan di masing-masing perangkat daerah. Pastikan kelayakan keamanan siber secara efektif dan efisien,” ujar Eka.
Eka menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi risiko kejahatan siber, mengingat layanan SPBE (Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik) sangat strategis dalam memberikan pelayanan publik yang lebih efisien, transparan, dan responsif sesuai kebutuhan masyarakat dan negara.
Senada dengan Eka, Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman, Noor Hidayati Zakiyah Pramulani, menyampaikan bahwa melalui Forum SPBE dan Smart City ini, diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai aspek keamanan gawai dan data pribadi.
Mengusung tema “Keamanan Informasi di Dunia Siber,” Forum SPBE dan Smart City menekankan potensi risiko yang ditawarkan oleh berbagai kemudahan internet dalam menyimpan dan memberikan informasi.
“Dalam Forum SPBE dan Smart City ini, akan diajarkan cara melindungi perangkat gawai dari malware, mengenali tanda-tanda penipuan online, serta langkah-langkah untuk mengamankan data pribadi kita,” kata Noor Hidayati Zakiyah Pramulani.
Pada kesempatan tersebut, hadir sebagai narasumber dari PT Telkom WITEL Yogyakarta, Shinta Irawati, yang menyebutkan bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai 66,5% dari total populasi 276,4 juta, dengan penggunaan media sosial aktif sebesar 49,9%.
“Hal ini mengundang berbagai pola kejahatan siber seperti pengambilan data identitas diri, penyalahgunaan data diri, hingga pemerasan,” kata Shinta.
Dyan Galih, seorang Web & Mobile Security Enthusiast, juga mengingatkan untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap keamanan data pribadi.
“Selalu gunakan two-way authentication untuk mengamankan data kita,” kata Galih.
Galih menambahkan, untuk memastikan bahwa data pribadi aman di internet, dapat menggunakan beberapa portal terpercaya.
“Jika ingin mengetahui apakah data kita bocor atau tidak, bisa menggunakan portal periksadata.com dengan memasukkan email yang ingin diperiksa. Jika sudah terjadi kebocoran data, bisa lapor ke portal patrolisiber.id atau cekrekening.id,” tutup Galih.
Tinggalkan Balasan