Sekolah Tak Lagi Jadi Momok! Pemkot Yogyakarta Gratiskan Psikolog dan Dana Pendidikan untuk Pelajar

KABARSEMBADA.COM, YOGYAKARTA – Pemerintah Kota Yogyakarta kembali menunjukkan kepeduliannya pada dunia pendidikan. Kali ini, lewat program inovatif bertajuk Gelar Pelajar Pemuda, Pemkot resmi meluncurkan layanan pendidikan yang menyentuh langsung kebutuhan pelajar: mulai dari ruang ekspresi seni, layanan psikolog gratis, hingga bantuan dana pendidikan bagi keluarga tak mampu.

Digelar di Lapangan Mancasan, Wirobrajan, Rabu (16/4/2025), acara ini dibuka meriah dengan pertunjukan seni dari pelajar berbagai jenjang, mulai dari TK hingga mahasiswa. Penampilan band mahasiswa “Symphony” sukses menghidupkan panggung dan menyedot perhatian pengunjung.

“Ini bukan sekadar seremoni. Ini langkah konkret untuk pendidikan yang inklusif dan menyenangkan,” ujar Mugi Suyatno, S.IP., M.AP., Ketua Tim Kerja Pembinaan Kepemudaan Disdikpora Yogyakarta.

Menurutnya, pelajar tidak hanya butuh ruang belajar, tapi juga tempat untuk mengekspresikan diri. Seni dan kreativitas jadi elemen penting agar pelajar merasa betah dan tidak tertekan di lingkungan sekolah.

Salah satu sorotan utama dari program ini adalah kehadiran layanan konsultasi psikologis gratis yang difasilitasi oleh Unit Pelayanan Teknis – Unit Layanan Disabilitas (UPT ULD). Layanan ini menyasar siswa dengan kebutuhan khusus maupun mereka yang menghadapi tantangan belajar seperti kesulitan konsentrasi, perilaku agresif, atau hiperaktif.

Para siswa dan orang tua kini bisa berkonsultasi langsung dengan tenaga profesional di SD Negeri Pujokusuman atau melalui hotline dan WhatsApp.

“Tak boleh ada anak yang merasa sendirian dalam belajar. Pendidikan di Yogyakarta harus ramah dan mendukung semua anak,” tegas Mugi Suyatno.

Program ini juga menjawab masalah klasik dalam dunia pendidikan: keterbatasan biaya. Lewat Layanan Konsultasi Pendanaan Pendidikan, pelajar dari keluarga pemegang Kartu Menuju Sejahtera (KMS) bisa mengakses bantuan bukan hanya untuk SPP, tetapi juga kebutuhan penting lain seperti buku, materi ajar, hingga biaya kuliah.

Pemerintah melakukan verifikasi langsung agar bantuan yang diberikan benar-benar tepat sasaran.

“Kalau ada kemauan dan potensi, pemerintah siap hadir. Kita beri jalan, bukan halangi,” tambahnya.

Program ini pun disambut positif masyarakat. Salah satunya Bu Martini, 72 tahun, warga sekitar yang turut hadir. “Saya senang sekali. Program ini bisa mengubah lingkungan. Anak-anak yang awalnya malas sekolah bisa jadi semangat lagi,” ungkapnya.

Lewat program ini, Pemkot Yogyakarta memberi pesan kuat: pendidikan harus inklusif, menyenangkan, dan bisa diakses semua kalangan. Tak ada lagi alasan takut sekolah—karena di Yogyakarta, pemerintah hadir bukan hanya sebagai pengatur, tapi juga pelindung dan pendukung bagi masa depan generasi muda. (*)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *