KABARSEMBADA.COM, YOGYAKARTA – Semangat gotong royong kembali menjadi napas perubahan di Kota Yogyakarta. Kali ini, warga Kricak, Kemantren Tegalrejo, jadi saksi hidup bagaimana kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga sosial menghadirkan hunian layak bagi sesama melalui program bedah rumah.
Adalah Rachmat Saputra, warga Kricak Kidul TR 1/1323 RT 34 RW 08, yang menjadi penerima manfaat program Bedah Rumah Tak Layak Huni (RTLH). Rumahnya yang sebelumnya sempit dan tidak layak, kini mulai direnovasi dengan penambahan ruang di lantai dua, berkat sinergi yang luar biasa dari banyak pihak.
Tak tanggung-tanggung, Baznas Kota Yogyakarta menyumbangkan dana Rp25 juta, Yayasan Istiqomah menyuplai 10 sak semen, warga RT 34 secara swadaya menambahkan 40 sak semen, dan bantuan logistik serta uang tunai datang dari Dwi Moci, warga yang dikenal peduli terhadap sekitar.
Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya, yang meninjau langsung proses renovasi menyatakan bahwa program ini bukan hanya soal perbaikan fisik bangunan. Lebih dari itu, ini adalah wujud nyata nilai-nilai Segoro Amarto yaitu Semangat Gotong Royong Agawe Majune Ngayogyakarta, yang berakar kuat di Kricak.
“Empat pilar Segoro Amarto yaitu kedisiplinan, kepedulian, kebersamaan, dan kemandirian terlihat hidup di sini. Program bedah rumah ini adalah bukti nyata bahwa nilai-nilai itu tidak hanya slogan, tetapi benar-benar dijalankan oleh masyarakat,” ujar Aman dalam siaran pers, Selasa (6/5/2025).
Aman juga menekankan pentingnya keterlibatan warga sekitar dalam menyukseskan program ini. “Keberhasilan program bedah rumah sangat bergantung pada partisipasi warga. RT 34, RW 08, dan masyarakat Kricak Kidul telah menunjukkan solidaritas yang luar biasa. Ini praktik baik yang layak menjadi contoh,” lanjutnya.
Rachmat Saputra mengungkapkan rasa syukurnya atas bantuan yang diterima. Ia menjelaskan bahwa rumah tersebut sebelumnya dibagi untuk keluarga besar, dan bagian yang ditempatinya hanya kecil. Bantuan program ini digunakan untuk membangun ruang tambahan yang sederhana namun layak di lantai atas.
“Rumah kami berada di tepi jalan kampung yang ramai dilewati warga. Dengan renovasi ini, rumah jadi lebih tertata, enak dipandang, dan tentunya lebih nyaman,” ujar Rachmat.
Lantai dasar rumah itu juga digunakan sebagai tempat parkir sewa oleh kakak dan adiknya untuk warga sekitar. Dengan ruang terbatas dan keterbatasan ekonomi, tanpa dukungan dari berbagai pihak, impian renovasi hanyalah angan.
Program Bedah Rumah ini bukan hanya membangun dinding, melainkan juga membangun semangat kebersamaan. Ini adalah bukti bahwa kolaborasi antara pemerintah daerah, lembaga sosial, dan masyarakat dapat menciptakan perubahan nyata dan berkelanjutan.
“Semoga apa yang didedikasikan hari ini membawa manfaat besar dan menjadi wujud nyata Segoro Amarto di tengah masyarakat,” jeas Aman. (*)
Tinggalkan Balasan