KABARSEMBADA.COM, BANTUL – Ratusan umat Hindu dari 13 pura di seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar upacara Melasti di Pantai Parangkusumo, Kapanewon Kretek, Bantul, pada Minggu (23/3/2025). Ritual sakral ini diawali dengan prosesi mepet atau parade dari Lapangan Cepuri menuju area upacara di tepi pantai. Upacara Melasti merupakan bagian dari rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1947/2025 Masehi yang bertujuan untuk menyucikan diri dan alam semesta dengan membuang energi negatif melalui prosesi labuhan di laut.
Dengan mengusung tema “Dengan Semangat Moderasi Beragama, Umat Hindu DIY Menjaga Harmonisasi di Era Digital dalam Menyongsong Indonesia Emas 2045,” rangkaian kegiatan Nyepi tahun ini telah dimulai sejak 14 Januari 2025. Berbagai kegiatan keagamaan dan sosial digelar untuk memperkuat spiritualitas sekaligus mempererat hubungan antarumat beragama.
Rangkaian Kegiatan Nyepi 2025
Ketua Umum Panitia Nyepi 2025, I Nyoman Gunarsa, dalam laporannya menyampaikan bahwa upacara Melasti hanyalah salah satu dari serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan sebelumnya.
“Beberapa kegiatan yang telah dilakukan antara lain Dharma Tula, Upacara Girikerti, Merti Gunung, Sarasehan Lintas Iman dan Budaya, Bakti Sosial, Yoga Massal, serta Makerti Ayu Ning Segara yang kemarin dilaksanakan sebagai persiapan membersihkan Pantai Parangkusumo,” ungkap Nyoman.
Ia menambahkan bahwa kegiatan-kegiatan tersebut tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran spiritual, tetapi juga menjaga kelestarian alam serta memperkuat nilai-nilai sosial dan budaya dalam kehidupan bermasyarakat.
Melasti dan Ramadan, Simbol Penyucian Diri
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY, Ahmad Bahiej, menyoroti keunikan perayaan Melasti tahun ini yang bertepatan dengan bulan Ramadan. Ia menilai kedua perayaan tersebut memiliki makna yang serupa, yakni penyucian diri dan peningkatan kualitas spiritual.
“Melasti bagi umat Hindu adalah proses penyucian diri dan alam semesta, sementara Ramadan bagi umat Muslim juga merupakan bulan suci yang penuh berkah. Ini menjadi momentum yang indah untuk menunjukkan harmonisasi dan kerukunan antarumat beragama,” ujar Ahmad Bahiej.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bantul, Hermawan Setiaji, turut hadir dalam upacara tersebut dan menyampaikan apresiasi atas semangat toleransi yang terus dijaga oleh masyarakat Bantul. Menurutnya, keberagaman di Kabupaten Bantul merupakan aset yang memperkaya nilai-nilai budaya dan memperkokoh persatuan.
“Upacara Melasti ini menjadi bukti bahwa nilai-nilai luhur budaya dan agama dapat hidup berdampingan serta memperkaya kearifan lokal. Pemerintah Kabupaten Bantul berkomitmen untuk terus mendukung semangat toleransi dan kebinekaan demi mewujudkan masyarakat yang maju, kuat, demokratis, dan sejahtera dalam bingkai keberagamaan dan budaya istimewa,” tuturnya.
Dengan berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan, umat Hindu DIY berharap perayaan Nyepi tahun ini tidak hanya menjadi momen refleksi spiritual, tetapi juga semakin mempererat hubungan sosial di tengah keberagaman masyarakat Yogyakarta. (*)
Tinggalkan Balasan