KABARSEMBADA.COM, SLEMAN — Pemerintah kembali mengizinkan pemerintah daerah (Pemda) menggelar rapat di hotel, menyusul kebijakan efisiensi yang diberlakukan pada awal 2025. Langkah ini disambut positif oleh pelaku industri perhotelan, terutama di Sleman, yang terdampak cukup berat selama masa pembatasan anggaran.
Ketua Badan Pimpinan Cabang (BPC) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sleman, Andhu Pakerti, menyatakan bahwa kebijakan ini memberikan harapan baru bagi sektor perhotelan. Namun, ia menekankan pentingnya penyesuaian kebijakan anggaran agar pelaksanaannya berjalan efektif.
“Kami menyambut baik keputusan pemerintah ini. Tapi perlu diiringi dengan revisi anggaran, karena berdasarkan informasi yang kami terima, anggaran daerah masih banyak terpotong bahkan hingga 40 persen, untuk program kesehatan gratis dan makan bergizi gratis,” ujar Andhu, Selasa (10/6/2025).
Menurut Andhu, dampak kebijakan efisiensi masih sangat terasa di kalangan hotel anggota PHRI Sleman. Tingkat hunian kamar atau okupansi belum menunjukkan angka ideal. Selain itu, banyak hotel masih membatasi hari kerja karyawan paruh waktu, dengan sistem kerja 17 hari dalam sebulan.
“Efisiensi tetap kami jalankan, tapi di sisi lain kami juga berusaha bangkit. Kami fokus pada strategi pemasaran bersama serta peningkatan kualitas sumber daya manusia. Di lapangan, ada tren baru: sebagian pengusaha beralih ke usaha penginapan skala kecil seperti villa dan guest house,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Ishadi Zayid, menyampaikan bahwa pendapatan daerah dari sektor pariwisata menunjukkan tren positif. Hingga 27 Mei 2025, penerimaan pajak hotel mencapai Rp66,137 miliar, pajak restoran Rp78,908 miliar, dan pajak hiburan Rp10,379 miliar.
“Jika dibandingkan dengan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata tahun 2025, capaian ini sudah mencapai 43,16 persen,” kata Ishadi.
Di luar pajak, sektor pariwisata juga menyumbang retribusi sebesar Rp2,838 miliar, serta pendapatan lain-lain sebesar Rp276 juta. Total PAD pariwisata Sleman tercatat Rp157,527 miliar.
Peningkatan kunjungan wisatawan turut mendorong capaian ini. Dalam periode yang sama, jumlah kunjungan wisatawan ke Sleman tercatat sebanyak 3.510.750 orang, meningkat 8,92 persen dibandingkan tahun sebelumnya. (*)
Tinggalkan Balasan