Rakorpim Kapanewon Moyudan Bahas Persoalan Pertanian dan Indeks Pencegahan Korupsi

 

kbarsembada.com – Anggota DPRD Kabupaten Sleman menghadiri rapat koordinasi pimpinan (Rakorpim) tingkat Kapanewon Moyudan yang berlangsung di Aula Rapat Kapanewon Moyudan pada Rabu (28/8). Rakorpim kali ini difokuskan pada pembahasan isu-isu pertanian yang menjadi perhatian utama di wilayah tersebut.

Dalam laporannya, Lurah Sumbersari, Sukadi, menyebutkan beberapa persoalan utama yang dibahas, termasuk kelangkaan air akibat perbaikan rutin Selokan Van Der Wijck, serangan hama tikus, serta tingginya harga pupuk yang tidak terjangkau oleh petani.

“Selain mahal, kuota pupuk yang terbatas membuat petani kesulitan mendapatkan pupuk,” ungkap Sukadi pada Kamis (29/8/2024).

Rakorpim yang dipimpin oleh Panewu Moyudan, Harsowasono, ini juga dihadiri oleh Kapolsek AKP Bowo Susilo, para lurah se-Kapanewon Moyudan, serta perwakilan dari berbagai instansi lintas sektoral di Kapanewon Moyudan seperti Koramil, Kantor Urusan Agama, Koordinator Wilayah Pendidikan, UPT Puskesmas Moyudan, BP4 wilayah 1, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Pendamping Desa, Balai Pelayanan KB, Kelompok Kerja SMP, dan Kepala Jawatan di Kapanewon Moyudan.

Sukadi mengungkapkan bahwa kurang optimalnya hasil pertanian disebabkan oleh sulitnya akses petani terhadap pupuk yang hanya bisa didapatkan sesuai kuota yang ditetapkan distributor.

“Akibatnya, banyak petani yang tidak bisa memaksimalkan hasil panen karena ketersediaan pupuk yang minim,” jelasnya.

Sukamto, peserta Rakorpim lainnya, juga mengutarakan kekhawatiran serupa terkait dengan matinya aliran Selokan Van Der Wijck karena program perbaikan rutin yang bisa berdampak signifikan pada hasil pertanian di wilayahnya.

“Petani cenderung memilih untuk membiarkan lahan pertanian mereka tidak ditanami karena hasilnya diperkirakan tidak akan maksimal,” kata Sukamto.

Selain isu pertanian, Sukamto juga melaporkan bahwa Kalurahan Sumberarum meraih nilai tertinggi dalam indeks pencegahan korupsi berdasarkan penilaian Inspektorat Kabupaten Sleman.

“Kami berharap dapat mempertahankan prestasi ini dan terus menjadi kebanggaan bagi perangkat dan warga di wilayah kami,” harapnya.

Menanggapi laporan ini, anggota DPRD Kabupaten Sleman dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB), Syukron Arif Muttaqin, SE MAP, menyampaikan terima kasih atas masukan yang diberikan. Ia menyatakan siap menampung dan meneruskan aspirasi tersebut untuk menjadi bahan pertimbangan dalam kebijakan Pemda Sleman.

“Kami akan menindaklanjuti aspirasi ini meskipun kami baru saja bertugas sejak dilantik. Prinsipnya, setiap masukan dari masyarakat sangat berharga,” tegas Syukron.

Terkait dengan persoalan gagal panen, Syukron menekankan perlunya perubahan metode dan kebiasaan bertani di wilayah Moyudan. Ia mendorong petani untuk mencoba pendekatan baru dan berpikir “out of the box” agar dapat mengatasi masalah yang terus berulang setiap tahun. “Perubahan paradigma dan kebiasaan mungkin bisa menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah ini,” ujarnya.

Selain Syukron, hadir pula dalam Rakorpim tersebut Hasto Karyantoro dan Untung Basuki Rahmat, yang juga merupakan anggota DPRD Kabupaten Sleman.

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *