KABARSEMBADA.COM, YOGYAKARTA – Dalam momen peringatan Hari Kartini Tahun 2025, Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X menyuarakan pesan mendalam: perempuan harus menjadi subjek utama perubahan, bukan hanya pelengkap dalam pembangunan.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara Puncak Peringatan Hari Kartini 2025 yang digelar di Bangsal Kepatihan, Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Rabu (23/4/2025). Dengan mengangkat tema “Pradnya Larasati: Keberimbangan Peran Perempuan di Era Modern”, Sri Paduka menekankan bahwa semangat intelektual dan harmoni perempuan adalah kunci masa depan bangsa.
“Kepemimpinan perempuan hari ini adalah cermin masa depan. Berakar pada empati, kolaborasi, dan keadilan sosial,” tegas Paku Alam X.
Dalam pidatonya, Paku Alam X menguraikan makna tema peringatan. Pradnya berarti kecerdasan visioner, sedangkan Larasati menggambarkan harmoni penuh kesadaran. Perempuan, menurut beliau, adalah simbol kelembutan sekaligus kekuatan intelektual, penyeimbang kehidupan modern yang kompleks.
“Semangat Pradnya Larasati harus hidup di setiap langkah perempuan Indonesia,” lanjut Paku Alam X.
Acara ini juga menjadi momentum mengenang kembali perjuangan R.A. Kartini, tokoh emansipasi perempuan yang semangatnya tak lekang zaman. Kartini lahir di Jepara pada 21 April 1879. Meski hanya mengenyam pendidikan dasar, ia dikenal sebagai pemikir revolusioner yang memperjuangkan pendidikan dan kesetaraan bagi perempuan.
Kartini hidup dalam sistem feodal yang mengekang perempuan. Namun dari balik tembok pingitan, ia menyalakan obor perubahan lewat surat-suratnya yang kini abadi dalam sejarah.
“Perempuan harus bisa belajar setinggi-tingginya, berdiri sejajar dengan pria,” adalah salah satu pesan visioner Kartini yang masih relevan hingga kini.
Ketua Panitia Hari Kartini 2025 DIY, Siti Azizah, menyampaikan bahwa rangkaian acara tahun ini dirancang tidak hanya sebagai seremoni, tapi sebagai gerakan reflektif dan edukatif.
Berbagai kegiatan digelar, antara lain lomba esai bertema perempuan dan budaya, sarasehan kebudayaan, podcast inspiratif perempuan, lomba filosofi batik Jogja, event Mbok Mlayu, lomba komunitas petani perempuan hingga bakti sosial lintas organisasi wanita.
Pada acara puncak, dibacakan pula biografi singkat R.A. Kartini, mengingatkan generasi sekarang bahwa cita-cita luhur sang pahlawan adalah bahan bakar gerakan perempuan masa kini.
“Perempuan bukan hanya simbol. Mereka adalah penggerak solusi bagi persoalan bangsa,” pungkas Siti Azizah. Dengan semangat Kartini dan visi Pradnya Larasati, perempuan Indonesia diharapkan terus melangkah maju, berdaya, dan menjadi tonggak perubahan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. (*)
Tinggalkan Balasan