KABARSEMBADA.COM, YOGYAKARTA – Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo menghadiri kegiatan buka bersama yang digelar Asosiasi Pekerja Pemulung DIY di Ruang Terbuka Hijau Publik (RTHP) Karanganyar, Brontokusuman, pada Minggu (16/3/2025). Dalam kesempatan ini, Hasto menyatakan kesiapan Pemkot Yogyakarta untuk kembali membuka dialog dengan para pekerja pemulung guna memahami kebutuhan mereka secara lebih mendalam.
Pekerja Pemulung Berpotensi Diberdayakan sebagai Petugas Kebersihan
Hasto mengaku terenyuh melihat kondisi para pemulung yang telah bertahun-tahun hidup di jalanan. Ia pun memiliki gagasan untuk memberdayakan mereka sebagai petugas kebersihan kota.
“Saya terenyuh, mereka ini sudah bertahun-tahun hidup di jalan. Saya berpikir, mengapa tidak kita berdayakan mereka menjadi petugas kebersihan?” ujar Hasto didampingi isterinya Dwi Kisworo Setyowireni yang merupakan Ketua TP PKK Kota Yogyakarta.
Selain itu, Hasto juga merespons usulan dari Asosiasi Pekerja Pemulung DIY terkait pembangunan rumah singgah bagi pemulung. Menurutnya, wacana tersebut memungkinkan untuk direalisasikan, tetapi perlu ada regulasi yang jelas agar bisa berjalan dengan baik.
“Saya akan pertimbangkan. Mereka tidak ingin rumah satu-satu, melainkan rumah singgah sebagai tempat berkumpul dan berteduh. Namun, tentu harus ada peraturan yang disesuaikan, tidak bisa dilakukan secara top-down begitu saja,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa dialog ini baru langkah awal, dan Pemkot Yogyakarta akan terus berkomunikasi dengan para pemulung untuk mengetahui lebih dalam kebutuhan mereka.
Asosiasi Pemulung DIY Dorong Kesadaran Pengelolaan Sampah
Ketua Asosiasi Pekerja Pemulung DIY, Muchlis, menyampaikan bahwa keberadaan asosiasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup para pemulung. Selain itu, asosiasi juga berperan dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik.
“Asosiasi ini bukan hanya untuk kesejahteraan pemulung, tetapi juga sebagai wadah edukasi mengenai pentingnya memilah dan mengelola sampah agar bisa menjadi berkah. Para pemulung juga memiliki peran dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar,” ungkap Muchlis.
Melalui dialog yang terus dibangun antara Pemkot Yogyakarta dan para pemulung, diharapkan akan tercipta solusi yang mampu meningkatkan taraf hidup mereka sekaligus mendukung program kebersihan kota. (*)
Tinggalkan Balasan