KABARSEMBADA.COM, YOGYAKARTA – Pemerintah Kota Yogyakarta mengajak masyarakat untuk berani menjadi pengusaha, baik berbasis masjid maupun komunitas lainnya. Dengan semakin banyaknya warga yang berwirausaha, diharapkan ekonomi Kota Yogyakarta dapat berkembang secara mandiri dan berkelanjutan.
Ajakan tersebut disampaikan Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, saat menjadi pembicara utama dalam Workshop UMKM Basis Masjid yang bertajuk Menguatkan Ekonomi Umat di Masjid Blangkon Al-Fath, Wirogunan, Minggu (23/3/2025). Acara tersebut diinisiasi oleh remaja Masjid Blangkon Al-Fath dengan tujuan membangun jejaring usaha berbasis masjid.
“Kami bersama dinas dan pihak lain akan berupaya seoptimal mungkin untuk mengajak masyarakat berani menjadi pengusaha. Entah itu melalui masjid maupun komunitas lainnya. Yang penting, bagaimana ekonomi di Kota Yogyakarta bisa berkembang dari kita untuk kita,” ujar Wawan.
Dorongan untuk Warga Yogyakarta Memanfaatkan Peluang Usaha
Wawan menyoroti banyaknya tempat usaha di Kota Yogyakarta yang justru diisi oleh pedagang dari luar daerah. Ia mencontohkan bahwa di Pasar Sentul, Pasar Beringharjo, dan Teras Malioboro, sebagian besar pedagang bukan berasal dari Kota Yogyakarta.
“Kenapa warga Yogyakarta tidak punya keberanian menjadi pengusaha dengan fighting spirit yang kuat? Saya berharap para pakar bisa membantu mengupayakan agar warga Kota Yogyakarta lebih berani berwirausaha di kotanya sendiri,” tegas Wawan.
Ia menambahkan bahwa untuk memulai usaha, seseorang harus memiliki dasar yang kuat dan kesiapan mental menghadapi tantangan. Dunia usaha menuntut ketahanan dalam menghadapi pasang surut bisnis, terlebih dengan adanya kebijakan refocusing anggaran dari pemerintah pusat.
“Bisnis itu seperti naik pesawat. Kuncinya adalah bertahan dan tetap maju,” jelas alumni Ekonomi UPN Veteran Yogyakarta ini.
Menurut Wawan, dalam membangun usaha, penting untuk memahami kebutuhan pasar serta memiliki faktor pembeda dibandingkan dengan produk lain. Ia juga menyarankan agar setiap pelaku usaha memiliki tolok ukur atau standar kualitas untuk membandingkan produknya dengan yang lain.
Sebagai contoh, ia menyebut Masjid Jogokariyan sebagai salah satu masjid yang sukses menjadi pusat ekonomi berbasis UMKM di Yogyakarta.
“Amati kemasan, rasa, dan harga. Kembali ke komunitas masjid, verifikasi keunggulan, dan cari tahu apa yang benar-benar dibutuhkan masyarakat. Yang dibutuhkan adalah kolaborasi dan eksplorasi kekuatan. Pemkot siap mendukung karena kami ingin ekonomi Kota Yogyakarta terus tumbuh,” tutur wakil Ketua Kadin DIY ini.
Masjid sebagai Pusat Pengembangan Ekonomi
Ketua Takmir Masjid Blangkon Al-Fath, Prof. Muhammad, menyampaikan bahwa workshop ini bertujuan untuk menjadikan masjid lebih dari sekadar tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan ekonomi jamaah.
“Di Masjid Blangkon Al-Fath, sudah ada kegiatan Blangkon Mart setiap Ahad pagi berupa bazar sembako dengan harga di bawah pasar, namun tetap menghasilkan keuntungan. Harapannya, dengan workshop ini, akan terjalin sinergi dan kolaborasi sehingga para takmir masjid bisa berpikir out of the box,” ujar Prof. Muhammad yang juga Ketua Dewan Masjid Indonesia DIY.
Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, diharapkan semakin banyak warga Kota Yogyakarta yang berani terjun ke dunia usaha, sehingga ekonomi daerah bisa tumbuh lebih mandiri dan berdaya saing. (*)
Tinggalkan Balasan