Pemkab Gunungkidul Dorong Tertib Administrasi Kependudukan Lewat Program Wulan Panutan

KABARSEMBADA.COM, GUNUNGKIDUL – Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih menekankan pentingnya peran Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat, mulai dari kelahiran hingga kematian. Hal tersebut disampaikan seusai melakukan pemantauan pelayanan di Kantor Dukcapil Gunungkidul pada Selasa (8/4/2025).

Menurut Endah, keterlambatan dalam pelaporan data kematian bisa menimbulkan berbagai permasalahan administratif dan sosial. Ia mencontohkan kasus warga yang sudah meninggal namun masih tercatat sebagai peserta aktif BPJS atau tetap menerima undangan Pemilu.

“Ini sangat penting. Saya minta Kepala Dukcapil untuk membantu semaksimal mungkin. Kalau ada warga yang surat kematiannya terlambat, itu jadi beban tambahan bagi pemerintah,” ujar Endah.

Sebagai bagian dari program kerja 100 hari kepemimpinannya, Endah meluncurkan gerakan bertajuk “Wulan Panutan”, sebuah inisiatif yang mengajak seluruh ASN di Kabupaten Gunungkidul menjadi teladan dalam tertib administrasi kependudukan digital.

Melalui program ini, seluruh ASN akan diperbarui data kependudukannya, termasuk rekam e-KTP digital serta pembaruan elemen data Kartu Keluarga (KK). Program ini juga bertujuan mengoreksi ketidaksesuaian data yang sering terjadi, seperti jenjang pendidikan yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya.

“Ada anak masih SD tapi tercatat sudah S1. Ini memengaruhi validitas data IPM. Kita bantu Pemda memperbaiki agar indikator pembangunan manusia meningkat,” terang Endah.

Endah mengungkapkan, data pendidikan penduduk yang belum diperbarui juga menjadi salah satu tantangan utama. Meski sudah ada intervensi dari Dinas Pendidikan, banyak data belum menunjukkan perubahan yang signifikan.

“Ada yang sudah ikut kejar paket, tapi datanya masih menunjukkan belum sekolah. Ini PR besar untuk Dukcapil. Harus segera di-update,” tegasnya.

Kepala Dinas Dukcapil Gunungkidul, Markus Tri Munarja, menjelaskan bahwa program “Wulan Panutan” tidak hanya menargetkan ASN, tetapi juga masyarakat luas agar lebih sadar pentingnya administrasi kependudukan yang tertib.

“’Wulan’ adalah akronim dari Bulan Panutan. Kami ingin ASN menjadi contoh dalam pembaruan data kependudukan. Ini akan menular ke masyarakat,” jelas Markus.

Markus menambahkan, data kependudukan yang akurat sangat penting untuk mendukung program pembangunan yang tepat sasaran, termasuk pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

“Dengan data yang valid, kita bisa menyusun perencanaan pembangunan secara lebih akurat dan efisien. Ini bagian dari Gerakan Indonesia Sadar Adminduk,” jelas Markus. (*)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *