KABARSEMBADA.COM, MAGELANG – Setiap tahun, umat Muslim Indonesia selalu mengeluhkan pelayanan ibadah haji. Mulai dari mengenai transportasi, antrian berangkat haji, biaya hingga catering. Sebagian umat menilai pemerintah kurang serius memperbaiki pelayanan ibadah haji.
“Kami akan terus memperbaiki pelayanan ibadah haji,” kata Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji), Mochamad Irfan Yusuf saat mengisi kegiatan retret kepala daerah di Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (26/2/2025).
Irfan menerangkan, pemerintah telah berupaya memperbaiki layanan ibadah haji. Sebagai bukti perbaikan tersebut, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 154 Tahun 2024. Tugasnya, untuk mendukung penyelenggaraan haji sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Menurut Irfan, tahun ini penyelenggaraan haji masih dijalankan oleh Kementerian Agama (Agama). Namun di masa mendatang, tugas dan fungsi tersebut akan diemban oleh BP Haji.
“Insyaallah kita bersepakat bahwa tahun 2026 nanti, artinya tahun depan penyelenggaraan haji secara resmi akan dipegang oleh Badan Penyelenggara Haji secara keseluruhannya,” tandas Irfan.
Disisi lain, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan, pemerintah berkomitmen memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya bangsa. Upaya ini sejalan dengan perintah konstitusi untuk memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia.
Menurutnya, komitmen untuk mengembangkan kebudayaan diwujudkan dengan dibentuknya Kementerian Kebudayaan secara independen. Kementerian tersebut memiliki tugas untuk mengelola dan mengembangkan kekayaan budaya Indonesia. Fadli menyebutkan, sebagai sebuah bangsa, Indonesia memiliki beragam kekayaan yang perlu dirawat.
“Keragaman budaya kita dan kekayaan budaya kita ini saya sebut bukan hanya diversity, tapi mega diversity karena saya kira tidak ada negara lain yang kekayaan budayanya lebih hebat dari Indonesia,” papar Fadli Zon.
Selain memiliki kekayaan budaya, Indonesia juga dikaruniai dengan beragamnya bahasa, etnis, hingga menjadi salah satu peradaban tertua di dunia. Hal ini, kata dia, dapat dilihat dari jejak-jejak peninggalan arkeologis yang ditemukan di sejumlah daerah di Indonesia.
“Jadi kita ini adalah negara dengan peradaban yang tertua dan ini kita butuhkan dalam rangka untuk reinventing Indonesian identity, menemukan kembali identitas Indonesia,” ungkap politisi Partai Gerindra ini.
Fadli Zon mengungkapkan, komitmen pemerintah memelihara kebudayaan tertuang dalam program Asta Cita ke-8 Presiden Prabowo Subianto. Tujuannya, untuk memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya, serta peningkatan toleransi antarumat beragama untuk mencapai masyarakat adil dan makmur. (*)
Tinggalkan Balasan