KABARSEMBADA.COM, YOGYAKARTA – Suasana Pasar Kranggan berubah drastis dalam momentum Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Kamis (5/6/2025). Melalui kolaborasi antara Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, The 101 Hotel Yogyakarta Tugu, dan komunitas pengelola sampah, pasar legendaris ini menjelma jadi area bersih, hijau, dan bernilai ekonomi lewat program “Sampahku Bernilai Rupiah”.
Tak hanya bersih, sampah anorganik seperti plastik dan kertas yang telah dipilah oleh para pedagang kini dibeli langsung oleh mitra NGO Persada, hasil penjualannya kemudian dikembalikan ke paguyuban pedagang Pasar Kranggan.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani, menyampaikan bahwa 29 pasar rakyat di Yogyakarta memproduksi sekitar 12 ton sampah per hari, di mana 46 persen di antaranya adalah anorganik dan sebagian besar kini sudah dikelola melalui Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS3R) Giwangan.
“Plastik dan kertas dari pedagang akan dibeli mitra. Kami apresiasi inisiatif ini karena selain mengurangi sampah, pedagang juga dapat keuntungan langsung,” ujar Ambar.
Namun, menurutnya, tantangan ke depan justru ada pada pengelolaan sampah organik. Ia berharap pihak kampus maupun korporasi bisa bersinergi dalam teknologi pengomposan cepat untuk menyelesaikan masalah sampah sayur dan buah yang volumenya cukup besar.
General Manager The 101 Hotel Yogyakarta Tugu, Wahyu Wikan Trispratiwi, mengatakan bahwa aksi bersih-bersih pasar dan edukasi memilah sampah merupakan bagian dari perayaan ulang tahun ke-11 hotel mereka.
“Pasar Kranggan adalah etalase wisata lokal. Kalau bersih dan tertata, pengunjung nyaman dan pedagang senang. Program ini bukan sekadar CSR, tapi komitmen jangka panjang,” jelas Wahyu.
Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Kranggan, Waluyo, menyambut baik inisiatif tersebut dan berharap gerakan seperti ini dilakukan lebih sering.
“Dengan pasar makin bersih, pengunjung makin ramai. Kami sangat mendukung. Semoga ini bukan yang terakhir,” ucapnya.
Nina Ramadhani (34), warga Jetis, mengaku sangat senang melihat wajah baru Pasar Kranggan.
“Tadi belanja sayur rasanya beda banget. Biasanya becek dan sumpek, sekarang bersih dan segar. Bahkan bisa foto-foto buat Instagram!” katanya sambil tertawa.
Sementara itu, Rizal (41), wisatawan dari Jakarta, mengaku kaget dengan kondisi pasar yang menurutnya “modern tapi tetap lokal”.
“Saya kira pasar tradisional bakal kotor, ternyata ini malah bersih dan nyaman. Saya sarankan teman-teman yang ke Yogya mampir ke sini, cocok buat wisata belanja dan kuliner,” ujarnya.
Gerakan kolektif yang dimulai dari memilah sampah ini telah membawa dampak besar bagi Pasar Kranggan. Pasar tidak hanya bersih, tapi juga memberikan nilai tambah ekonomi dan pengalaman yang menyenangkan bagi pengunjung.
Dengan komitmen dan kolaborasi lintas sektor, bukan tidak mungkin Pasar Kranggan menjadi role model pasar rakyat modern yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. (*)
Tinggalkan Balasan