KABARSEMBADA.COM, SLEMAN – Pemerintah Kabupaten Sleman terus menggulirkan program padat karya sebagai upaya menekan angka pengangguran sekaligus mempercepat pembangunan infrastruktur. Rabu (21/5/2025), hasil program padat karya tahap I diresmikan di Padukuhan Salam, Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Cangkringan.
Acara ini dipimpin Asisten Perekonomian dan Pembangunan, R. Haris Martapa bersama Wakil Ketua DPRD Sleman Ani Martanti dengan simbolis pemecahan kendi.
Wakil Ketua DPRD Sleman, Ani Martani, turut memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan padat karya tersebut. Menurutnya, program ini bukan hanya soal pembangunan jalan atau talud, tetapi juga tentang membangun martabat dan semangat masyarakat.
“Warga tidak hanya membangun jalan, mereka sedang membangun masa depannya sendiri. Program padat karya ini memperkuat solidaritas sosial dan menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar,” ujar Ani saat ditemui usai peresmian.
Ani menegaskan bahwa DPRD Sleman akan terus mendukung keberlanjutan program semacam ini agar cakupannya semakin luas, terutama untuk daerah-daerah yang masih tertinggal secara infrastruktur.
“Pemerintah dan DPRD harus jalan beriringan untuk memastikan pembangunan ini inklusif, berkelanjutan, dan menyentuh langsung kebutuhan warga,” tambah Ani.
Haris menyampaikan bahwa padat karya merupakan bentuk pembangunan partisipatif yang memberdayakan potensi lokal, baik tenaga kerja, sumber daya, maupun teknologi.
“Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan pendapatan warga, menekan kemiskinan, serta mempercepat pembangunan infrastruktur di wilayah kalurahan,” ungkap Haris.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Sleman, Sutiasih, menyebut proyek padat karya tahap I dilaksanakan di empat wilayah, yakni:
- Padukuhan Salam, Wukirsari, Cangkringan: Talud dan jalan cor blok (103,25 m²).
- Mlakan, Sambirejo, Prambanan: Cor blok jalan (73,5 meter).
- Jodag, Sumberadi, Mlati: Saluran irigasi (101,07 meter).
- Jeglongan, Margorejo, Tempel: Talud dan cor blok (109,4 m²).
Setiap lokasi melibatkan 42 warga lokal yang dipekerjakan dan mendapatkan upah dari dana APBD Sleman 2025.
“Total ada tujuh titik padat karya tahun ini, jadi sekitar 297 warga kita libatkan langsung. Ini bukti nyata bahwa program ini memberi dampak ganda: ekonomi warga tumbuh dan infrastruktur juga terbangun,” jelas Sutiasih.
Lebih dari sekadar pembangunan fisik, padat karya ini merupakan bagian dari strategi besar Pemkab Sleman dalam mewujudkan kalurahan mandiri, yakni desa dengan ketahanan pangan, konektivitas yang baik, dan lingkungan sehat.
“Ke depan kami ingin setiap kalurahan memiliki kemampuan membangun dari, oleh, dan untuk warganya sendiri,” jelas Haris. (*)
Tinggalkan Balasan