Peneliti UGM Temukan Minyak Larva BSF Efektif Turunkan Lemak Ayam Broiler

KABARSEMBADA.COM, YOGYAKARTA – Tim peneliti dari Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil menemukan manfaat baru dari minyak larva lalat tentara hitam (black soldier fly larvae oil/BSFLO) dalam meningkatkan kualitas daging ayam broiler.

Temuan ini menunjukkan bahwa BSFLO mampu menurunkan kadar lemak ayam broiler, terutama yang diberi pakan rendah protein.

Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Muhsin Al Anas, S.Pt., IPP ini telah dipublikasikan dalam Poultry Science, jurnal internasional bereputasi tinggi yang berada di kategori Quartil 1 (Q1) dengan impact factor 3,8.

“BSF bukan hanya solusi pakan alternatif berbiaya rendah, tapi juga berpotensi menghasilkan daging ayam yang lebih sehat dan ramah lingkungan,” jelas Muhsin saat diwawancarai, Jumat (13/6/2026).

Penelitian dilakukan pada 288 ayam broiler yang dibagi ke dalam enam kelompok berdasarkan variasi kadar protein (tinggi, sedang, rendah) dan jenis minyak pakan (minyak sawit dan BSFLO).

Hasil studi menunjukkan, penambahan BSFLO secara signifikan memperbaiki feed conversion ratio (FCR) atau rasio konversi pakan, terutama pada kelompok dengan pakan rendah protein. Efisiensi pakan ini sangat penting mengingat tingginya biaya bahan pakan sumber protein.

“FCR yang lebih baik menunjukkan bahwa BSFLO mendukung efisiensi energi metabolik pada ayam broiler,” tambahnya.

Selain berdampak pada performa pertumbuhan, BSFLO juga terbukti meningkatkan kualitas daging. Lemak perut (fat pad) menurun drastis, sementara kadar protein daging meningkat. Daging ayam hasil riset ini juga memiliki kandungan lemak dan kolesterol yang lebih rendah, serta daya ikat air yang lebih tinggi, faktor penting dalam kualitas sensorik dan tekstur daging saat dimasak.

Tak hanya itu, kombinasi BSFLO dengan pakan rendah protein turut membantu mengurangi emisi nitrogen dan amonia pada litter ayam, dua faktor utama pencemaran udara di sekitar peternakan. Meskipun BSFLO tidak langsung memengaruhi komposisi litter, pendekatan ini menciptakan sistem pemeliharaan ayam yang lebih ramah lingkungan dan sehat, baik bagi hewan maupun peternak.

“Inovasi ini mendukung arah industri peternakan global yang menargetkan efisiensi produksi dan pengurangan dampak lingkungan tanpa mengorbankan produktivitas,” ujar Muhsin.

Melalui riset ini, UGM kembali menunjukkan peran strategisnya dalam pengembangan peternakan berkelanjutan, memanfaatkan sumber daya lokal seperti larva BSF dan pendekatan molekuler untuk mendukung ketahanan pangan nasional, kesehatan masyarakat, dan kesejahteraan hewan. (*)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *