Meriah! Ribuan Warga Rebut Gunungan dan Ingkung Ayam, Tradisi Rasulan Gunungkidul Bikin Takjub

KABARSEMBADA.COM, GUNUNGKIDUL – Tradisi turun-temurun warga Gunungkidul kembali mencuri perhatian! Ribuan warga memadati dua titik pelaksanaan rasulan—ritual bersih desa yang sarat makna budaya dan syukur atas hasil panen. Acara digelar serentak di Padukuhan Kamal, Kalurahan Wunung, Wonosari dan Padukuhan Pulegundes II, Kalurahan Sidoharjo, Tepus, Senin (21/4/2025), dengan suasana yang meriah dan penuh kebersamaan.

Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto, hadir langsung dalam kedua agenda tersebut. Ia menyampaikan apresiasi terhadap semangat gotong-royong warga yang menjaga tradisi leluhur tetap hidup dan berkembang.

“Tradisi rasulan ini bukan sekadar ritual, tapi bentuk nyata persatuan masyarakat. Ini budaya yang hidup dan terus relevan, bukan hanya sebagai syukur panen, tapi juga sebagai ruang kebersamaan,” ungkap Joko di tengah warga Padukuhan Kamal.

Di Wunung, puncak acara rasulan ditandai dengan kirab budaya yang melibatkan 12 RT, masing-masing membawa gunungan hasil bumi. Setelah doa bersama, gunungan tersebut diperebutkan warga dalam suasana seru dan penuh tawa. Tradisi ini dipercaya membawa berkah dan keberuntungan.

“Gunungan ini simbol rasa syukur kami atas hasil panen. Semoga tahun depan lebih melimpah,” ujar salah satu warga yang ikut berebut hasil bumi.

Lurah Wunung, Sudarto, menambahkan bahwa meski rasulan digelar terpisah di tiga padukuhan karena kendala geografis, warga tetap kompak menyukseskan acara.

“Gotong-royong adalah kekuatan kami. Tanpa itu, rasulan tak akan seramai ini,” ucapnya.

Usai dari Wunung, rombongan Wakil Bupati melanjutkan perjalanan ke Padukuhan Pulegundes II, Kalurahan Sidoharjo. Di sini, suasana tak kalah semarak. Warga menggelar kenduri akbar dengan menyajikan ratusan ingkung ayam kampung dan nasi gurih yang kemudian didoakan bersama sebelum dibagikan ke warga.

“Semua gotong royong. Anak-anak, pemuda, orang tua, semua punya peran,” ungkap Lurah Sidoharjo, Evi Nurcahyani.

Tradisi ini menunjukkan bahwa nilai-nilai budaya seperti kebersamaan, toleransi, dan rasa syukur masih sangat kuat di tengah masyarakat pedesaan.

Dari kirab gunungan hasil bumi hingga kenduri ingkung ayam, rasulan di Gunungkidul tak hanya menjadi tontonan menarik, tapi juga bukti bahwa budaya lokal bisa hidup berdampingan dengan zaman modern. Tradisi yang bukan hanya dilestarikan, tapi juga dirayakan dengan penuh suka cita. (*)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *