KABARSEMBADA.COM, SLEMAN – Sebuah transformasi luar biasa terjadi di Kalurahan Sukoharjo, Kapanewon Ngaglik, Sleman. Lapangan Klidon yang dulunya hanya sebidang tanah lapang biasa, kini menjelma menjadi pusat kegiatan warga.
Mulai dari olahraga, relaksasi, hingga geliat ekonomi kreatif. Tak heran, ruang publik ini kini jadi spot favorit warga, terutama generasi muda yang hobi olahraga dan berburu konten.
Setiap pagi dan sore, Lapangan Klidon dipadati warga yang datang untuk jogging, bermain bola, atau sekadar menghabiskan waktu bersama keluarga. Lingkungannya bersih, fasilitas lengkap, dan suasananya sejuk menjadikannya tempat ideal untuk menerapkan gaya hidup sehat sekaligus bersosialisasi.
Fasilitas Lengkap, Semua Bisa Aktif
Lapangan utama difungsikan sebagai arena sepak bola yang sering digunakan untuk latihan dan pertandingan persahabatan antar-pedukuhan bahkan pelajar dan mahasiswa. Di sisi lain, lapangan voli selalu ramai saat akhir pekan, terutama oleh komunitas olahraga lokal yang aktif berkegiatan.
Bagi pengunjung yang ingin olahraga ringan, tersedia jogging track dengan jalur rapi dan lampu penerangan yang memadai, cocok untuk lari pagi maupun sore. Fasilitas penunjang seperti toilet umum, gazebo istirahat, dan tempat sampah di setiap sudut membuat kawasan ini nyaman untuk semua kalangan.
UMKM Lokal Bangkit Bersama Lapangan
Bukan hanya soal olahraga, Lapangan Klidon juga jadi titik tumbuh baru bagi ekonomi warga. Puluhan pelaku UMKM kini aktif berjualan di sekitar area, mulai dari jajanan tradisional, minuman sehat, hingga aksesori dan perlengkapan olahraga.
“Dulu saya cuma bisa jualan dari rumah. Sekarang pengunjung banyak, dan pendapatan kami juga naik. Lapangan ini benar-benar membawa berkah buat kami,” kata Bardi, pelaku UMKM yang menjual camilan tradisional setiap sore di area tersebut, Minggu (8/6/2025).
Lurah: Ini Wujud Nyata Desa Maju dan Berdaya
Lurah Sukoharjo, Hadi Subroto, menegaskan bahwa pengembangan Lapangan Klidon adalah bagian dari visi besar desa dalam menciptakan ruang publik inklusif dan produktif.
“Lapangan ini kami desain tidak hanya untuk olahraga, tapi juga untuk membangkitkan ekonomi lokal. Ini adalah ruang kolaboratif yang dirancang dan dijaga bersama oleh warga,” tegasnya.
Rencana ke depan juga cukup ambisius: taman bermain anak, area seni pertunjukan, hingga pelatihan terpadu untuk UMKM akan segera digarap demi menjadikan Lapangan Klidon sebagai pusat desa yang hidup dan berkelanjutan.
Testimoni Milenial: Lari Jadi Lebih Seru di Lapangan Klidon
Lapangan Klidon bukan hanya jadi lokasi olahraga, tapi juga jadi tempat healing bagi anak muda.
“Biasanya aku lari sore bareng teman-teman. Jalurnya enak, udaranya segar, plus bisa jajan sehat setelahnya. Kadang kita juga bikin konten TikTok di sini. Tempatnya vibes-nya dapet banget,” ujar Raka (24), warga Kalurahan Sukoharjo yang rutin jogging di Klidon.
Senada dengan itu, Dinda (22), seorang mahasiswa pecinta lari, menyebut Lapangan Klidon sebagai tempat ideal untuk self-care.
“Kalau lagi penat kuliah, aku lari di sini sambil denger musik. Sering ketemu warga lain juga, jadi sekalian bisa kenalan. Aku suka tempat ini karena suasananya adem dan aman,” katanya.
Lapangan Klidon: Simbol Desa yang Bergerak dan Berkembang
Dengan sinergi antara warga, pemerintah desa, dan pelaku usaha lokal, Lapangan Klidon kini menjadi simbol kemajuan Kalurahan Sukoharjo. Tak sekadar ruang terbuka, tempat ini menjelma menjadi pusat pergerakan: gaya hidup sehat, aktivitas sosial, dan pemberdayaan ekonomi lokal.
Lapangan Klidon bukan hanya tempat jogging atau bermain bola ini adalah wujud harapan baru, tempat desa tumbuh, bergerak, dan menginspirasi. (*)
Tinggalkan Balasan