KABARSEMBADA.COM, GUNUNGKIDUL – Para pecinta durian kini punya destinasi baru untuk memanjakan lidah. Bazar Durian Langgeran resmi dibuka pada Kamis (3/4/2025) di area parkir Embung Langgeran, Gunungkidul. Acara yang akan berlangsung hingga 5 April 2025 ini menjadi magnet baru bagi wisatawan dan penggemar durian lokal.
Bazar ini digelar oleh Kelompok Tani Kencono Mukti dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah. Tak tanggung-tanggung, sebanyak 1.500 buah durian lokal serta 3 kuintal durian jenis Musangking disediakan panitia untuk memanjakan pengunjung.
“Bazar ini memberikan kesempatan bagi pecinta durian untuk menikmati cita rasa khas dari Langgeran,” ujar Hendri, Ketua Panitia Bazar Durian Langgeran, Jumat (4/4/2025).
Langgeran Kian Kokoh Sebagai Sentra Durian Berkualitas
Bupati Gunungkidul, Endah Subekti yang hadir langsung membuka acara menyatakan kebanggaannya terhadap potensi pertanian lokal, khususnya komoditas durian.
“Langgeran ini sudah dikenal sebagai Desa Wisata dunia, dan kini kami ingin memperkuatnya sebagai pusat durian unggulan. Tanah yang subur, pupuk alami, dan curah hujan yang ideal membuat durian Langgeran punya rasa dan tekstur yang khas,” kata Bupati Endah dalam sambutannya.
Ia berharap bazar ini bisa menjadi agenda rutin setiap musim libur Lebaran agar lebih banyak wisatawan datang dan mengenal durian lokal Gunungkidul.
Selain itu, Endah menekankan pentingnya kolaborasi antara petani, pemerintah daerah, dan pelaku industri dalam memperluas pasar durian Langgeran ke tingkat nasional.
Paniradyapati Keistimewaan DIY, Aris Eko Nugroho, turut hadir dan menyampaikan kenangannya saat proses awal pembangunan Embung Langgeran pada 2010 silam.
“Embung ini dulu jadi proyek percontohan yang kami mulai bersama tim, bahkan sempat belajar ke Ungaran. Gunungkidul punya tiga titik penting, termasuk Langgeran, yang kini menjadi sumber air untuk pertanian durian,” jelas Aris.
Menurutnya, tantangan utama adalah membangun embung di wilayah pegunungan yang sangat membutuhkan ketersediaan air.
Aris juga menekankan pentingnya branding untuk meningkatkan daya saing durian lokal.
“Kalau hanya disebut ‘durian lokal,’ kualitasnya bisa tidak terlihat. Kita harus berani memberi nama, memperjelas karakteristik seperti warna, rasa, dan teksturnya,” tambahnya.
Ia pun mendorong agar Bazar Durian Langgeran dikembangkan menjadi event tahunan yang lebih besar, dengan konsep festival yang menggabungkan unsur budaya, edukasi, hingga kompetisi.
Bazar ini disambut antusias oleh masyarakat, termasuk warga dari luar Gunungkidul. Rina, warga Bantul yang sengaja datang bersama keluarganya, mengaku puas dengan gelaran bazar ini.
“Baru kali ini lihat durian lokal dijual sebanyak ini dengan kualitas bagus. Rasanya juga beda, legit dan harum banget,” ujarnya sambil menikmati durian bersama anak-anaknya.
Ia berharap bazar semacam ini bisa sering diadakan, apalagi jika dibarengi dengan hiburan atau pertunjukan budaya lokal.
“Kalau bisa ada lomba makan durian atau pentas seni juga, jadi makin ramai dan menarik buat wisatawan,” tambah Rina.
Dengan antusiasme pengunjung dan dukungan pemerintah, Bazar Durian Langgeran 2025 diharapkan bukan hanya menjadi pasar musiman, tetapi juga ajang promosi durian unggulan Gunungkidul ke tingkat nasional.
Dari cita rasa unik hingga kisah perjuangan petani lokal, durian Langgeran kini tak hanya buah, tapi juga identitas baru desa wisata yang siap bersaing di pasar Indonesia. (*)
Tinggalkan Balasan