KABARSEMBADA.COM, YOGYAKARTA – Pemerintah Kota Yogyakarta meresmikan 37 pengurus baru Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Kota Yogyakarta dalam sebuah acara resmi yang digelar di Grha Pandawa Balaikota, Rabu (7/5/2025). Pengukuhan dilakukan langsung oleh Ketua BP4 DIY, Nur Ahmad Gojali, dan disaksikan oleh Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Harmawan.
Turut hadir dalam acara tersebut, Wakil Ketua TP PKK Kota Yogyakarta Siti Hafsah dan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta, Retnoningtyas.
Dalam sambutannya, Wawan Harmawan memberikan apresiasi tinggi kepada para pengurus BP4 periode sebelumnya yang telah menuntaskan masa baktinya. Ia juga memberikan semangat dan ucapan selamat kepada para pengurus baru.
“Selamat mengemban amanah. Semoga pengabdian ini menjadi ladang pahala dan dapat menyelesaikan berbagai persoalan rumah tangga di Kota Yogyakarta,” ujarnya.
Wawan menekankan bahwa tantangan perkawinan di era digital dan globalisasi saat ini membutuhkan pendekatan yang lebih adaptif dan inovatif. BP4, menurutnya, harus proaktif menjangkau komunitas hingga sekolah dan rumah ibadah, tidak hanya menunggu laporan atau pengaduan dari masyarakat.
“Sudah saatnya BP4 meninggalkan cara konvensional. Kolaborasi lintas sektor, pendekatan edukatif sejak pra-nikah, serta pemanfaatan teknologi digital menjadi kunci,” tambahnya.
Sebagai langkah nyata, BP4 Kota Yogyakarta di bawah kepemimpinan Mariatun Sholikhah akan meluncurkan Sekolah Perkawinan pada pertengahan Juni 2025. Program edukatif ini menyasar pasangan muda dengan usia pernikahan 1–5 tahun, bertujuan meningkatkan kualitas kehidupan rumah tangga.
“Banyak pasangan menikah tanpa pemahaman cukup tentang peran dan tanggung jawab dalam keluarga. Sekolah Perkawinan hadir untuk mengisi celah tersebut,” ungkap Mariatun.
Sekolah ini akan mengajarkan berbagai materi penting seperti komunikasi suami istri, kesehatan reproduksi, hingga pencegahan stunting. Kelas akan digelar setiap hari Kamis pukul 09.00–12.00 WIB di Aula Masjid Diponegoro, dengan sistem berbayar.
“Sosialisasi satu arah terbukti kurang efektif. Saat peserta diberi ruang belajar yang intensif, justru mereka menyadari kebutuhan akan ilmu rumah tangga,” jelas Mariatun.
Tak hanya itu, BP4 juga berencana menyasar siswa sekolah dengan program edukasi pernikahan sehat. Kolaborasi dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga tengah dijajaki untuk mencegah pernikahan dini dan menanamkan pemahaman nilai-nilai keluarga sejak dini.
“Kami ingin calon suami istri memahami hak dan kewajiban dalam bingkai agama dan hukum. Dengan begitu, keluarga akan tumbuh menjadi tempat yang sakinah, mawaddah, warahmah,” terangnya. (*)
Tinggalkan Balasan