KABARSEMBADA.COM, BANTUL – Presiden RI terpilih Prabowo Subianto telah menggulirkan kebijakan pembukaan keran impor secara luas, namun hingga kini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul belum mengambil langkah apapun. Pasalnya, belum ada petunjuk teknis (juknis) dari pemerintah pusat terkait pelaksanaannya.
“Kami masih menunggu arahan dari pusat. Jika sudah ada petunjuk teknis, tentu akan segera kami jalankan,” kata Fenty Yusdayanti, Plt. Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan Bantul, Minggu (13/4/2025).
Fenty enggan berspekulasi terlalu jauh terkait dampak langsung dari kebijakan tersebut terhadap sektor usaha lokal. Namun, ia mengakui bahwa perubahan kebijakan ini pasti akan memengaruhi dinamika industri dan perdagangan di daerah.
“Kami harap para pelaku usaha bisa tetap bijak menyikapi perubahan ini,” ujarnya.
Kebijakan membuka keran impor memang memberikan peluang akses terhadap produk luar negeri, tetapi di sisi lain berisiko menekan produk dalam negeri jika tidak diimbangi dengan perlindungan yang tepat.
Meski demikian, Fenty menegaskan bahwa Bantul tidak kekurangan produk unggulan. Daerah yang dikenal dengan sebutan Bumi Projotamansari ini bahkan telah mengekspor berbagai kerajinan tangan ke pasar internasional, termasuk Amerika Serikat.
“Produk kita sudah bisa bersaing. Yang diimpor mungkin barang-barang khusus seperti komputer atau perangkat teknologi tinggi,” jelas Fenty.
Fenty menyebut barang-barang seperti semen atau kebutuhan bangunan tak akan terdampak signifikan oleh masuknya produk impor karena produksi lokal dinilai sudah cukup mumpuni.
Fenty menekankan pentingnya keseimbangan antara kebijakan impor dan penguatan produk lokal. Pemerintah, menurutnya, perlu memastikan bahwa pasar tetap sehat dan kompetitif tanpa harus merugikan pelaku usaha dalam negeri.
“Yang terpenting adalah menjaga agar produk lokal tetap tumbuh, meski pasar dibuka untuk barang impor,” tandasnya.
Netizen Bertanya-Tanya: Siapa Diuntungkan dari Impor?
Belum adanya kejelasan teknis dari pusat menimbulkan spekulasi di masyarakat. Apakah kebijakan ini benar-benar akan menyeimbangkan neraca perdagangan, atau justru menenggelamkan pelaku industri kecil di daerah?
Pantau terus kabar terbaru soal kebijakan impor! Jangan sampai ketinggalan info penting yang bisa berdampak langsung ke UMKM lokal dan kantong belanja kamu! (*)
Tinggalkan Balasan