KABARSEMBADA.COM, SLEMAN – Menjelang tahun ajaran baru 2025/2026, gedung Sekolah Rakyat (SR) Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) di Purwomartani, Kalasan, Sleman, tengah direnovasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR RI). Salah satu fokus utama renovasi adalah pembangunan rama disabilitas untuk mendukung aksesibilitas siswa penyandang disabilitas.
Kepala BBPPKS Yogyakarta, Eva Rahmi Kasim, mengatakan bahwa Sekolah Rakyat dirancang sebagai lingkungan pendidikan inklusif, yang tak hanya memperhatikan kurikulum dan sistem belajar, tetapi juga menyediakan fasilitas yang menunjang kebutuhan semua siswa, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus.
“Ramp untuk difabel sedang dibangun di bagian selatan Grha Sahitya. Kami ingin menciptakan lingkungan sekolah yang betul-betul inklusif,” ujar Eva, Selasa (10/6/2025).
Renovasi ini ditargetkan rampung akhir Juni 2025, mengingat kegiatan belajar mengajar akan dimulai pada 14 Juli. Perbaikan menyasar ruang kelas, asrama, dan penambahan laboratorium dengan memanfaatkan bangunan yang sudah ada. Tidak ada penambahan gedung baru, kecuali ramp khusus difabel.
SR BBPPKS Purwomartani sendiri menerima sekitar 250 pendaftar dari berbagai wilayah di DIY. Meskipun ruang kelas terbatas, menurut Eva, ukurannya cukup besar dan masih bisa dioptimalkan.
“Ruang yang tersedia sebenarnya cukup, tinggal dimaksimalkan penggunaannya saja,” katanya.
Lebih dari sekadar tempat belajar, Sekolah Rakyat ini menyasar anak-anak dari keluarga miskin dan kelompok miskin ekstrem. Pemerintah hadir untuk memberikan akses pendidikan gratis dan mendalam, termasuk pendidikan karakter.
Eva menjelaskan, konsep pengembangan karakter menjadi fokus dalam kurikulum SR. Materi dirancang agar siswa memiliki mental yang tangguh, mandiri, serta berintegritas tinggi. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden untuk memutus mata rantai kemiskinan bukan hanya lewat bantuan sosial, tetapi juga perubahan pola pikir.
“Bantuan sosial tidak cukup. Harus diubah mindset dan dibentuk kepribadiannya. Anak-anak harus disiplin, tahan banting, dan tidak mudah menyerah,” jelasnya.
Konsep asrama juga dinilai efektif dalam membentuk karakter anak. Dengan sistem ini, proses pemantauan dan pembinaan bisa lebih intensif dan terstruktur.
Di sisi lain, proses seleksi calon siswa dilakukan secara ketat. Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Sleman, Sarastomo Ari Saptoto, menjelaskan bahwa penentuan peserta didasarkan pada sistem peringkat desil kemiskinan.
Data tersebut kemudian dicocokkan dengan basis data Pemerintah Kabupaten Sleman serta data dari program Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE). (*)
Tinggalkan Balasan