Kampoeng Ramadhan Jogokariyan: Semarak Berkah Ramadan yang Menyentuh Seluruh Masyarakat

KABARSEMBADA.COM, YOGYAKARTA – Kampoeng Ramadhan Jogokariyan (KRJ) kembali digelar oleh Masjid Jogokariyan dengan berbagai kegiatan yang menghadirkan keberkahan Ramadan bagi seluruh warga. Lebih dari sekadar pusat ibadah, KRJ telah berkembang menjadi ikon Ramadan yang menyebarkan manfaat hingga ke setiap sudut kampung. Tahun ini, KRJ mengusung tema “Mendoa untuk Indonesia Bahagia”, menandai tahun ke-21 pelaksanaannya.

Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan, Muhammad Jazir, menjelaskan bahwa konsep KRJ bertujuan untuk menjadikan Ramadan lebih dari sekadar aktivitas yang terpusat di masjid. “Kami ingin Ramadan dapat dirasakan oleh seluruh warga, bukan hanya mereka yang hadir ke masjid. Oleh karena itu, berbagai program kami hadirkan untuk mewarnai kampung dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya pada Senin (10/3/2025).

Rangkaian Kegiatan Kampoeng Ramadhan Jogokariyan

KRJ diawali dengan kerja bakti membersihkan lingkungan sebagai bentuk persiapan menyambut bulan suci. Selain itu, terdapat lomba lampion Ramadan serta dekorasi jalanan dengan seni mural.

Dalam aspek sosial, KRJ menghadirkan program subsidi sahur bagi warga kurang mampu. Lebih dari 1.000 paket sahur, berupa beras, minyak goreng, gula, teh, dan lauk pauk, dibagikan agar masyarakat tetap dapat bersantap sahur di rumah masing-masing. Masjid Jogokariyan juga menyediakan hidangan sahur setiap malam bagi warga yang membutuhkannya.

Salah satu daya tarik utama KRJ adalah pembagian takjil gratis. Tahun ini, sekitar 3.500 hingga 4.000 porsi makanan berbuka puasa disediakan setiap hari, meningkat pesat dibandingkan awal pelaksanaan KRJ pada 2003 yang hanya membagikan 250 porsi.

“Target awal kami 3.500 piring per hari, tetapi sejak hari kedua Ramadan jumlahnya sudah menembus 4.000 piring,” ungkap Jazir.

Pembiayaan program ini berasal dari donasi masyarakat yang mencapai Rp1,67 miliar hanya untuk penyediaan takjil, sementara total dana yang dibutuhkan untuk seluruh kegiatan Ramadan berkisar Rp2,5 miliar. Masjid Jogokariyan juga mendistribusikan dana surplus ke masjid lain agar mereka turut bisa mengadakan kegiatan berbuka puasa.

“Partisipasi masyarakat sangat luar biasa. Dukungan mereka tidak hanya berupa donasi uang, tetapi juga kontribusi bahan makanan dan tenaga,” tambahnya.

Menariknya, hidangan takjil di KRJ disajikan dengan piring kaca dan sendok stainless sebagai upaya mengurangi sampah plastik. Sampah organik yang dihasilkan pun dimanfaatkan untuk pakan ternak warga, seperti itik, ayam, dan lele.

Pasar Sore Ramadan: Dorongan Ekonomi Warga

KRJ juga menghadirkan Pasar Sore Ramadan dengan 390 pedagang yang menjual berbagai makanan dan barang kebutuhan Ramadan. Pedagang tidak dikenakan biaya sewa lapak, dan bagi mereka yang membutuhkan modal, masjid menyediakan dana pinjaman tanpa bunga.

“Sebanyak 70% pedagang berasal dari warga sekitar, dan transaksi yang terjadi dalam sebulan bisa mencapai Rp7,5 miliar. Ini menunjukkan bahwa Ramadan bukan hanya momentum ibadah, tetapi juga menjadi peluang ekonomi yang menguntungkan bagi masyarakat,” jelas Jazir.

Selain Pasar Sore, Masjid Jogokariyan juga membina 160 UMKM permanen, yang pada akhirnya turut berkontribusi dalam pembayaran infak dan zakat ke masjid. Dengan demikian, KRJ tidak hanya menghadirkan kemeriahan Ramadan, tetapi juga membantu peningkatan kesejahteraan warga.

Kegiatan Keagamaan dan Edukasi

Selain program sosial dan ekonomi, KRJ juga menyelenggarakan berbagai kajian dan diskusi bertajuk Jogotalkshow setelah Salat Tarawih. Beragam isu diangkat dalam acara ini, mulai dari Palestina, kesehatan, hingga ekonomi Islam. Sementara itu, di siang hari, lebih dari 35 kelas Tahsinul Qur’an digelar bagi warga yang ingin memperdalam bacaan Al-Qur’an.

Masjid Jogokariyan juga membuka program iktikaf bagi 350 peserta dari luar kota, sementara bagi warga sekitar, kuota tidak dibatasi. “Saat 10 hari terakhir Ramadan, banyak jamaah yang bahkan beriktikaf hingga di jalanan karena penuhnya masjid. Untuk mengakomodasi ini, kami juga mulai mengembangkan Masjid Jogokariyan 2 di Cangkringan, Sleman,” ungkap Jazir.

Tahun ini, Masjid Jogokariyan untuk pertama kalinya memproduksi film dokumenter tentang aktivitas Ramadan di KRJ. “Film ini bertujuan untuk menjadi inspirasi bagi pengurus masjid lain agar dapat menyelenggarakan program yang memakmurkan masjid di bulan Ramadan,” pungkas Jazir.

Dengan berbagai program yang terus berkembang, Kampoeng Ramadhan Jogokariyan semakin mengukuhkan diri sebagai pusat kegiatan Ramadan yang tidak hanya berbasis ibadah, tetapi juga kesejahteraan sosial dan ekonomi. Tak heran jika KRJ kini menjadi salah satu destinasi Ramadan yang wajib dikunjungi di Yogyakarta. (*)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *