KABARSEMBADA.COM, SLEMAN – Di tengah tingginya angka pengangguran di kalangan anak muda, seorang aktivis psikologi membongkar penyebab mengejutkan yang jarang dibahas: bukan soal ijazah, tapi mental dan mindset yang keliru.
Adalah Joni Prasetyo, aktivis muda sekaligus lulusan psikologi, yang menyuarakan kegelisahannya soal problematika remaja di dunia kerja. Dalam kegiatan pembinaan yang digelar oleh Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) Kapanewon Ngemplak, Sleman, pada Selasa (15/4/2025), Joni menegaskan bahwa banyak generasi muda gagal bersaing bukan karena kurang cerdas, tapi karena tak siap secara mental.
“Bukan nilai rapor yang jadi penentu masa depan, tapi kemampuan hidup seperti komunikasi, kontrol emosi, berpikir kritis, dan daya tahan terhadap tekanan,” tegas Joni di hadapan puluhan peserta di Pendopo Kapanewon Ngemplak.
Ia juga menyoroti fenomena “gengsi kerja”, di mana banyak pemuda enggan menerima pekerjaan bergaji UMR karena merasa tidak sesuai ekspektasi, padahal belum memiliki pengalaman kerja.
“Ini soal mental. Banyak anak muda mau langsung enak, tapi takut mulai dari bawah. Padahal semua orang sukses pernah melewati fase sulit,” tambahnya.
Menurut Joni, ketangguhan mental dan keberanian memulai dari nol adalah bekal utama agar remaja mampu bersaing di tengah era globalisasi dan tekanan sosial.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program rutin yang digagas oleh Kapanewon Ngemplak untuk membentuk generasi muda yang siap kerja, tangguh, dan tidak hanya jadi penonton dalam roda perubahan zaman.
Dengan pelatihan mindset dan life skills langsung dari praktisi, para remaja diajak membekali diri agar tidak hanya menggantungkan masa depan pada ijazah semata, tapi juga pada karakter dan keterampilan hidup.
“Kita ingin mencetak pemuda yang bukan hanya cerdas secara akademik, tapi juga kuat mentalnya, siap bersaing, dan tidak gampang menyerah,” ujar salah satu panitia kegiatan. (*)
Tinggalkan Balasan