KABARSEMBADA.COM, YOGYAKARTA – Selama menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, Pemerintah Kota Yogyakarta melakukan pemeriksaan intensif terhadap ribuan hewan kurban yang tersebar di seluruh wilayah kota. Pemeriksaan ini tidak hanya dilakukan sebelum penyembelihan (ante mortem), tetapi juga setelah penyembelihan (post mortem), sebagai bagian dari upaya memastikan keamanan pangan dan kesehatan masyarakat.
Ketua Tim Kerja Pengawas Mutu Pangan Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kota Yogyakarta, Yuanita Ari Astuti, menegaskan bahwa pemeriksaan ante mortem bertujuan untuk memastikan setiap hewan layak dikurbankan.
“Kami pastikan hewan cukup umur, tidak cacat, dan dalam kondisi sehat. Pemeriksaan ini penting agar daging kurban yang dibagikan aman dikonsumsi,” ujar Yuanita, Kamis (5/6/2025).
Lebih dari 7.000 Hewan Kurban Dipantau, 150 Petugas Diterjunkan
Tahun ini, diperkirakan jumlah hewan kurban di Kota Yogya melampaui 7.000 ekor, terdiri dari sapi, kambing, dan domba. Angka ini meningkat dibanding tahun sebelumnya. Pemeriksaan dilakukan di lebih dari 582 titik lokasi yang tersebar di seluruh kemantren.
DPP Kota Yogyakarta menggandeng perguruan tinggi seperti UGM dan Universitas Brawijaya untuk memperkuat proses pengawasan. Sebanyak 150 petugas diterjunkan, termasuk dokter hewan dan mahasiswa fakultas kedokteran hewan.
“Pemeriksaan post mortem akan dilakukan dari 6 hingga 9 Juni 2025. Fokus utamanya adalah mengecek organ dalam seperti hati, karena itu indikator penting untuk kelayakan konsumsi,” jelas Yuanita.
Salah satu petugas pemeriksa, dr. Diyan Artanto, seusai melakukan pengecekan di Masjid Nurul Huda, Kampung Malangan, Giwangan, mengonfirmasi bahwa seluruh hewan kurban di lokasi tersebut dalam kondisi prima.
“Semua hewan bisa berdiri tegak, lincah, mata terang, gemuk, dan nafsu makan baik. Itu semua adalah tanda-tanda hewan sehat,” katanya.
Namun jika ditemukan hewan yang sakit atau tak memenuhi syarat, DPP tidak akan kompromi.
“Kami langsung minta panitia kurban untuk mengganti hewan tersebut dengan yang sehat dari penjualnya,” tegas dr. Diyan.
Beberapa penyakit yang menjadi perhatian serius adalah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), antraks, serta Lumpy Skin Disease (LSD) atau yang populer disebut penyakit “lato-lato” karena munculnya benjolan-benjolan pada kulit hewan.
Pemeriksaan hewan kurban ini menunjukkan keseriusan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam menjamin bahwa setiap daging kurban yang sampai ke tangan masyarakat sudah memenuhi standar kesehatan.
“Ini bagian dari tanggung jawab kami dalam menjaga kualitas pangan, sekaligus bentuk edukasi agar masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan hewan kurban,” jelas Yuanita. (*)
Tinggalkan Balasan