KABARSEMBADA.COM, SLEMAN — Pemerintah Kabupaten Sleman menggelar serangkaian agenda dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-109 dengan mengusung tema “Gumolong Hanggayuh Mukti”, yang berarti bersatu meraih kejayaan. Perayaan ini tidak hanya menjadi seremoni tahunan, tetapi juga momentum strategis untuk mendorong penguatan UMKM, aksi sosial, serta pelestarian budaya lokal.
Salah satu agenda utama dalam rangkaian kegiatan tersebut adalah Gebyar Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) bertajuk “Gebyar Potensi Unggulan Daerah – Borong Bareng Produk Sleman”.
Promosi Produk Lokal Lewat P3DN, Ini Tujuannya
P3DN menjadi bentuk nyata dari komitmen daerah terhadap gerakan Bangga Buatan Indonesia, yang diintegrasikan dengan kebijakan lokal untuk mengangkat produk khas Sleman seperti batik, lurik, dan Kopi Merapi. Kegiatan ini juga menjadi sarana implementasi Program Sinergi Sadar Halal.
“Bukan sekadar pameran, P3DN adalah upaya terstruktur untuk mendorong UMKM naik kelas dan memperluas jangkauan pasar mereka,” jelas Fitriana Nurhayati, SE, M.Ec.Dev, Ketua Tim Kerja Distribusi dan Pemasaran Disperindag Sleman, saat konferensi pers di Ruang Sembada, Rabu (30/4/2025).
Lima tujuan utama P3DN yaituMeningkatkan literasi perangkat daerah dan masyarakat terkait produk UMKM lokal, Memperluas informasi tentang ketersediaan produk batik dan lurik khas Sleman, Memperkuat promosi produk unggulan seperti Kopi Merapi, Mendorong alokasi belanja pemerintah untuk produk lokal, serta Membuka lebih luas jejaring pasar bagi pelaku UMKM Sleman
Business Matching dan Bazar UMKM: Menjembatani Pasar
Dalam kegiatan Business Matching, pelaku UMKM difasilitasi untuk terhubung langsung dengan OPD, instansi vertikal, kalurahan, BUMN, dan BUMD. Fokus utama adalah penyediaan barang/jasa, termasuk seragam dinas ASN.
Sebanyak 46 stan disiapkan, terdiri dari Produk non-kuliner: jasa digital, mebel, konveksi, ATK, Produk batik dan lurik, dan Makanan dan minuman bersertifikat halal
Adapun Syarat peserta UMKM diantaranyaTerdaftar di e-catalog versi 6 atau Mbizmarket, Produk makanan wajib memiliki sertifikat halal, dan Produk tertentu memiliki sertifikat TKDN, serta Lulus kurasi dari Disperindag Sleman
‘Ngopi Bareng Kopi Merapi’, Sajian Cita Rasa Khas Lereng Gunung
Salah satu yang menarik dalam bazar adalah sesi Ngopi Bareng Kopi Merapi, bagian dari promosi tiga produk kopi unggulan Sleman, yakni Kopi Merapi (Pak Sumijo), Kopi Madu Merapi (Mas Bayu), dan Kopi Wonokerto Turi.
Kegiatan ini menjadi wujud dukungan terhadap inisiatif Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam menjadikan kopi lokal sebagai identitas unggulan Sleman.
Selain itu, bazar juga menghadirkan 34 pelaku UMKM kuliner halal dari wilayah Gamping, Mlati, dan Godean yang telah bersertifikasi halal sesuai Peraturan Bupati Sleman No. 65 Tahun 2024.
Aksi Sosial yang Menjangkau Warga
Meski diselenggarakan secara sederhana, rangkaian peringatan HUT ke-109 Sleman memberi dampak langsung melalui berbagai kegiatan sosial:
Jadwal Bakti Sosial:
- 30 April: Pembagian sembako untuk 641 tenaga kebersihan dan keamanan
- 5-6 Mei: Santunan anak yatim di Prambanan, Mlati, dan Seyegan
- 9 Mei: Sunatan massal di Puskesmas Jogonalan Berbah
- 11 Mei: Operasi katarak gratis di RSUD Sleman
- 9 Mei: Donor darah massal di Pendopo Parasamya
- 17 unit bantuan RTLH disalurkan untuk 17 kapanewon
Pelestarian Budaya dalam Bingkai Perayaan
Tidak hanya soal ekonomi dan sosial, Pemkab Sleman juga tetap menjaga semangat budaya lewat berbagai kegiatan yang melibatkan komunitas dan warga.
Rangkaian Agenda Budaya dan Tradisi akan diawali dengan doa lintas agama, melibatkan pemuka agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha sebagai simbol kerukunan dan keberagaman. Pada 2 Mei, acara dilanjutkan dengan Temu Purna Bhakti Praja, yang menjadi momen penghormatan bagi 150 pensiunan ASN atas dedikasi mereka selama ini.
Kemudian pada 6 Mei, masyarakat akan disuguhkan semarak Gebyar Potensi Daerah dan Senam Massal, menampilkan 37 stan Industri Kecil Menengah (IKM) serta 3 stan khusus yang menghadirkan cita rasa khas dari Kopi Merapi. Kemeriahan semakin terasa dengan digelarnya lomba permainan tradisional seperti egrang, bakiak, dan balap karung di Lapangan Pemda, menghadirkan nuansa kebersamaan dan nostalgia masa kecil.
Berikutnya, pada 7 Mei, kita akan mengenang jasa para pemimpin terdahulu melalui ziarah ke makam mantan kepala daerah. Lalu, pada malam harinya tanggal 14 Mei, masyarakat diajak untuk mengikuti Malam Tirakatan dan Kirab Budaya, yang diisi dengan Kirab Pusaka dan Broto sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai budaya dan sejarah.
Puncak acara akan berlangsung pada 15 Mei, dengan pelaksanaan Upacara dan Kirab Bedhol Projo, yaitu prosesi budaya dari Bangsal Ambarukmo menuju Lapangan Pemda, yang akan diiringi oleh bergodo (pasukan adat), perangkat daerah, dan BUMD, menggambarkan semangat kebersamaan dan kearifan lokal yang terus dijaga.
Pemerintah Kabupaten Sleman mengimbau masyarakat di seluruh kapanewon dan kalurahan untuk ikut memeriahkan Hari Jadi dengan Menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan, Menghias kantor dan lingkungan permukiman, serta Merayakan secara khidmat dengan semangat kearifan lokal
Dengan sinergi antara pelaku UMKM, institusi pemerintahan, masyarakat, dan pelestari budaya, peringatan HUT ke-109 Sleman yang jatuh pada 15 Mei 2025 menjadi lebih dari sekadar selebrasi, namun momentum menguatkan komitmen untuk membangun Sleman yang berdaya, inklusif, dan berkelanjutan. (*)
Tinggalkan Balasan