KABARSEMBADA.COM, YOGYAKARTA – Human Papillomavirus (HPV) kembali menjadi perhatian serius di dunia kesehatan. Virus ini memiliki lebih dari 200 tipe, dan sebagian di antaranya terbukti dapat menyebabkan penyakit serius, termasuk kanker serviks. Namun, tingkat kesadaran masyarakat terhadap vaksinasi HPV di Indonesia masih tergolong rendah.
Prof. Dr. Tri Wibawa, Ph.D, Sp.MK(K), pakar mikrobiologi klinik dari Universitas Gadjah Mada (UGM), menegaskan pentingnya kewaspadaan terhadap HPV serta langkah pencegahan sejak usia dini.
“HPV mulai diketahui berperan dalam kanker serviks sejak tahun 1980-an. Karena prevalensinya cukup tinggi, vaksin pun mulai dikembangkan dan kini tersedia di Indonesia,” ujar Tri, Kamis (19/6/2025).
70 Persen Kanker Serviks Berkaitan dengan HPV
HPV diketahui sebagai penyebab utama kanker serviks. Menurut Prof. Tri, sekitar 70% kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus ini. Angka itu bisa lebih tinggi tergantung kondisi imunitas tubuh dan paparan terhadap faktor risiko lainnya.
Yang membedakan HPV dengan virus lain seperti HIV adalah cara penularannya. HPV menyebar melalui kontak kulit langsung di area genital, bukan melalui cairan tubuh. Artinya, hubungan seksual tanpa penetrasi pun dapat menyebabkan penularan. Karena itu, individu yang sudah aktif secara seksual, umumnya berusia 20 tahun ke atas masuk dalam kelompok berisiko.
“Tidak semua tipe HPV menyebabkan kanker. Sebagian hanya memunculkan kutil dan akan hilang dengan sendirinya, tergantung sistem kekebalan tubuh,” jelasnya.
Banyak Kasus Tak Bergejala, Vaksin Perlu Diberikan Sejak Dini
Infeksi HPV sering kali tidak menunjukkan gejala apapun. Hal ini membuat banyak orang tidak menyadari bahwa mereka telah tertular. Karena itu, vaksinasi perlu dilakukan sejak dini — idealnya sebelum seseorang aktif secara seksual.
Kementerian Kesehatan RI telah menggalakkan program vaksinasi HPV untuk remaja perempuan, terutama pada usia sekolah. Tujuannya adalah memberikan perlindungan maksimal sebelum risiko paparan terjadi.
“Semakin cepat vaksin diberikan, semakin tinggi efektivitasnya. Di usia dewasa, respons imun terhadap vaksin bisa menurun,” terang Prof. Tri.
Saat ini juga tengah dikembangkan vaksin terapeutik yang ditujukan bagi individu yang sudah terinfeksi HPV. Vaksin ini diharapkan dapat mencegah perkembangan virus menjadi kanker serviks. Sayangnya, vaksin jenis ini masih belum tersedia secara umum.
Cegah Penularan Lewat Hubungan Seksual Aman dan Gaya Hidup Sehat
Prof. Tri menambahkan, karena HPV tidak memiliki gejala khas, penting bagi masyarakat untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dan menjaga perilaku seksual yang aman. Menggunakan kondom dan tidak berganti-ganti pasangan adalah langkah pencegahan penting. Ia juga menyoroti risiko tambahan bagi perokok aktif.
“Meski lebih jarang, HPV juga bisa menyebabkan kanker di area lain seperti saluran pernapasan. Perokok memiliki risiko lebih tinggi,” katanya.
Meski infeksi HPV bisa berdampak serius, Prof. Tri menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu panik. Penanganan medis sudah tersedia, mulai dari vaksinasi hingga pemantauan rutin. Kunci utamanya adalah deteksi dini dan menjaga sistem imun tubuh dengan pola hidup sehat dan olahraga teratur. (*)
Tinggalkan Balasan