KABARSEMBADA.COM, YOGYAKARTA – Suasana khidmat mewarnai perayaan Paskah 2025 di Gereja Santo Yusup Bintaran, gereja tertua dan paling bersejarah di Jogja. Tak hanya menjadi momentum religius, Paskah kali ini juga menggema sebagai seruan nyata untuk melawan dua masalah serius yang dihadapi kota pelajar: sampah dan stunting.
Perayaan yang berlangsung pada Minggu, 20 April 2025 ini dihadiri langsung oleh Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Dalam sambutannya, Hasto menyampaikan pentingnya menjaga perdamaian dan harmoni di tengah keberagaman Yogyakarta.
“Yogyakarta adalah kota toleran, damai, dan penuh kasih. Ini harus kita jaga bersama, bukan hanya dalam perayaan keagamaan, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya di hadapan para jemaat.
Menariknya, perayaan kali ini tak hanya fokus pada aspek spiritual. Wali Kota Hasto menyoroti pentingnya peran masyarakat dalam mengatasi isu lingkungan dan kesehatan, terutama pengelolaan sampah dan pencegahan stunting pada anak.
“Paskah harus menjadi titik balik, momentum kebangkitan untuk membangun kota yang lebih bersih dan sehat. Kita lawan sampah dan stunting dengan semangat kasih!” tegasnya.
Senada dengan itu, Ketua DPRD Kota Yogyakarta, FX. Wisnu Sabdono Putro, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan semangat Paskah sebagai energi positif dalam menyelesaikan persoalan-persoalan sosial yang masih menghantui kota ini.
“Kebangkitan Kristus memberi semangat baru. Mari jadikan Paskah sebagai momen perubahan sosial,” kata Wisnu.
Tak kalah menarik, perhatian juga tertuju pada Gereja Santo Yusup Bintaran, yang menjadi tuan rumah perayaan Paskah. Diresmikan pada 1934 oleh Romo van Hoof SJ, gereja ini adalah gereja Jawa pertama di Yogyakarta dengan gaya arsitektur khas indis yang kini ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.
“Letaknya yang strategis, dekat dengan kawasan Pakualaman, menjadikannya aset wisata sejarah dan budaya. Ini bisa kita angkat sebagai ikon toleransi dan harmoni umat beragama di Yogyakarta,” ujar Hasto.
Ketua Panitia Paskah Gereja Bintaran, Andreas Ardi Setiawan, mengaku bangga atas perhatian yang diberikan pemerintah kota.
“Kehadiran Wali Kota dan Forkopimda adalah bentuk nyata kepedulian terhadap kami. Ini memberi semangat baru bagi umat untuk terus berkontribusi menjaga kedamaian,” ungkapnya haru.
Fakta Unik Tentang Gereja Santo Yusup Bintaran:
- Gereja tertua dan pertama bergaya Jawa di Yogyakarta
- Diresmikan tahun 1934 oleh Romo van Hoof SJ
- Gaya arsitektur indis, memadukan unsur lokal dan kolonial
- Terletak dekat kawasan Cagar Budaya Pakualaman
- Jadi simbol toleransi antarumat beragama di Yogyakarta
Perayaan Paskah 2025 di Gereja Bintaran bukan hanya tentang peringatan keagamaan, tapi juga panggilan untuk bangkit bersama, menyatukan semangat cinta kasih dalam melawan tantangan sosial yang nyata. Dari gereja tertua Yogyakarta, gema kasih Paskah mengajak seluruh warga untuk peduli, bersih, sehat, dan harmonis—demi Yogyakarta yang lebih baik. (*)
Tinggalkan Balasan