Harda Kiswaya Gercep Atasi Kekurangan Air dan Sertifikasi Tanah di Cangkringan

 

kabarsembada.com – Bakal calon bupati Sleman, Harda Kiswaya, bertemu dengan warga Padukuhan Jomblangan-Glagahwero, Wukirsari, Cangkringan, pada Kamis malam (12/9/2024).

Dalam kunjungan tersebut, Harda mendengarkan berbagai keluhan dan harapan dari masyarakat setempat.

Salah satu masalah yang disampaikan warga adalah terkait program sertifikasi tanah massal di Jomblangan yang belum selesai meskipun telah dimulai sejak 2017.

“Tolong dibantu, Pak Harda,” ujar Toro, salah satu warga yang resah karena program tersebut masih mandek.

Menanggapi hal itu, Harda segera mengarahkan warga untuk berkoordinasi dengan Plt. Dukuh Glagahwero dan Lurah Wukirsari, serta mengumpulkan seluruh dokumen yang diperlukan.

“Jika semua sudah lengkap, segera hubungi saya. Saya akan dampingi saat audiensi dengan Kepala BPN Sleman, supaya permasalahan bisa jelas dan cepat ditemukan solusinya,” tegas Harda.

Selain masalah sertifikasi tanah, warga juga mengeluhkan kurangnya ketersediaan air bersih dan air irigasi, terutama saat musim kemarau.

“Setiap kemarau, warga kesulitan air, baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun irigasi,” kata Mugiyono, warga setempat.

Mugiyono menjelaskan, sebagian besar warga di Jomblangan masih mengandalkan sumur dangkal untuk memenuhi kebutuhan air bersih, namun saat musim kemarau, sumur-sumur tersebut sering mengering.

“Semoga Pak Harda terpilih jadi bupati dan bisa memberikan solusi untuk masalah ini,” harapnya.

Keluhan serupa juga disampaikan oleh Agus, seorang petani yang menyebutkan bahwa lahan pertanian mereka turut terdampak kekurangan air saat musim kemarau.

“Kami berharap bisa dibantu dengan sumur bor dan pompa untuk mengairi lahan saat kemarau,” ujarnya.

Harda pun merespons dengan menyatakan bahwa programnya bersama Danang Maharsa, sejalan dengan harapan warga. Salah satu fokus program mereka adalah memastikan akses air bersih dan pengelolaan limbah yang baik, serta mencukupi kebutuhan air untuk pertanian.

Setelah memaparkan program tersebut, Harda langsung mengambil tindakan. Ia menghubungi koleganya yang mengelola program Corporate Social Responsibility (CSR) di salah satu perusahaan melalui panggilan telepon dengan pengeras suara.

“Tolong dibantu, Mas. Di wilayah Cangkringan ini warga butuh pompa dan sumur bor karena kekeringan,” kata Harda dalam panggilan tersebut.

Ia kemudian menghubungkan koleganya dengan salah satu tokoh masyarakat setempat untuk berkoordinasi lebih lanjut.

“Sementara ini, itulah yang bisa saya lakukan, bapak-bapak dan ibu-ibu. Saya belum jadi bupati, jadi belum punya akses langsung ke anggaran,” pungkas Harda.

 

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *