KABARSEMBADA.COM, KULON PROGO – Semangat gotong royong di Kabupaten Kulon Progo terus hidup dan bersemi. Hal ini terlihat dari penutupan rangkaian Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) 2025 yang digelar meriah di Bendung Khayangan, Kapanewon Girimulyo setelah berlangsung sejak 7 Mei lalu.
Kegiatan tahunan yang melibatkan 12 Kapanewon ini tidak hanya sekadar seremoni, tapi juga mencerminkan tingginya partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah secara nyata.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPMKal Dalduk KB) Kabupaten Kulon Progo, Muhadi melaporkan hasil pelaksanaan BBGRM dengan penuh optimisme.
“Berbagai kegiatan telah dilaksanakan di bidang fisik, sosial, ekonomi, dan budaya. Namun yang paling luar biasa adalah total swadaya masyarakat yang mencapai Rp23,52 miliar, melebihi dukungan dari APBD,” ungkap Muhadi dalam siaran pers, Selasa (27/5/2025).
Capaian tersebut diperoleh dari hasil rekap enam kali kunjungan ke berbagai kapanewon, membuktikan bahwa semangat gotong royong masih menjadi nafas utama masyarakat Kulon Progo.
Wakil Bupati Kulon Progo, Ambar Purwoko, yang hadir dalam penutupan acara, memberikan apresiasi tinggi kepada seluruh elemen masyarakat yang terlibat. Ia mengingatkan agar semangat gotong royong ini tidak memudar di tengah gempuran zaman modern.
“Jangan sampai gotong royong ini luntur, apalagi hilang. Ini adalah kekuatan lokal yang harus terus kita pelihara,” tegas Ambar.
Ambar berharap, semangat kolektif warga ini bisa menjadi fondasi kuat menuju Kulon Progo yang gemah ripah loh jinawi dan benar-benar Binangun—daerah yang tumbuh seimbang antara pembangunan fisik dan kekuatan sosial budaya.
BBGRM bukan hanya program rutin tahunan, tetapi juga momentum untuk membangun sinergi antara pemerintah dan masyarakat. Kegiatan yang mencakup pembangunan infrastruktur kecil, pelatihan sosial ekonomi, hingga pelestarian budaya, menjadi bukti nyata bahwa pembangunan bisa dimulai dari akar rumput dan didorong oleh kekuatan lokal. Dengan capaian swadaya fantastis yang melampaui anggaran pemerintah, Kulon Progo sekali lagi membuktikan bahwa modal sosial masyarakat adalah aset terbesar dalam pembangunan daerah. (*)
Tinggalkan Balasan