KABARSEMBADA.COM, SLEMAN – Ketua DPC Partai Gerindra Sleman, Joko Widodo, mengajak kader muda partainya untuk mengunjungi perkebunan melon di Padukuhan Soka Binangun, Kalurahan Merdikorejo, Kecamatan Tempel, Sleman. Kebun melon yang dikelola Kelompok Tani Sari Manggala ini dianggap sebagai contoh sukses dalam pengembangan pertanian di Sleman.
Joko MKT, sapaan akrabnya, menegaskan bahwa pertanian memiliki potensi besar bagi kesejahteraan masyarakat dan ketahanan pangan nasional. Partai Gerindra Sleman, kata dia, siap menjadi motor penggerak bagi generasi muda untuk lebih aktif di sektor ini.
Dorong Swasembada Pangan dan Ketahanan Nasional
Menurut Joko, Presiden RI Prabowo Subianto telah menginisiasi berbagai program ketahanan pangan nasional, seperti Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Program Asta Cita. Program ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus mengatasi masalah gizi buruk dan stunting.
“Swasembada pangan bukan sekadar cita-cita, tetapi langkah konkret menuju kedaulatan bangsa. Generasi muda berperan penting dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional,” ujar Joko MKT kepada kabarsembada.com, Selasa (4/3/2025).
Joko MKT menambahkan bahwa sinergi antara pemerintah pusat, daerah, organisasi kepemudaan, partai politik, dan masyarakat, terutama generasi muda, menjadi kunci utama mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Optimalisasi Agrowisata dan Eduwisata
Selain pertanian, Joko juga mendukung pengembangan agrowisata dan eduwisata di Sleman. Menurutnya, hal ini bisa menjadi cara efektif untuk mengenalkan sektor pertanian kepada generasi muda sekaligus membangun citra positif pertanian sebagai bidang yang menarik dan berdaya saing.
“Dengan melibatkan generasi muda di sektor pertanian, kita dapat menjadikan Indonesia sebagai negara yang gemah ripah loh jinawi, dengan hasil pertanian yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat,” tegas Joko MKT.
Dukungan Infrastruktur dan Permodalan untuk Petani Muda
DPC Partai Gerindra Sleman yang memiliki enam anggota di DPRD Sleman berkomitmen mendorong pemerintah daerah untuk mempercepat pembangunan infrastruktur pertanian. Mereka juga berupaya mengoptimalkan lahan produktif serta mempermudah akses permodalan bagi petani muda.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Sari Manggala, Badriyanto menjelaskan bahwa perkebunan hortikultura yang dinamai Merdiko Farm ini telah dikembangkan sejak awal 2024. Saat ini, mereka tengah menjalani panen kedua dari dua greenhouse berukuran masing-masing 300 meter persegi.
Perkebunan Melon yang Menjanjikan
Perkebunan ini dikelola oleh 18 warga setempat yang terdaftar dalam Daftar Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Mereka memilih menanam melon karena harga jualnya cenderung stabil. Di greenhouse, melon dijual seharga Rp20 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram.
Tiga jenis melon yang dibudidayakan adalah Sweet Humy, Kinanti, dan Lavender. Dengan masa panen sekitar 70 hari, sekali panen dapat menghasilkan lebih dari satu ton melon. Jika dijual dalam jumlah besar, hasilnya bisa mencapai Rp20 juta.
“Modal awal berasal dari Dana Keistimewaan sebesar Rp588 juta. Sebanyak Rp400 juta digunakan untuk membangun dua greenhouse, sementara sisanya Rp188 juta untuk menanam hortikultura lain di lahan konvensional,” ungkap Badriyanto.
Menurutnya, program ini memberikan dampak signifikan terhadap kesejahteraan petani. “Pada pembagian hasil kemarin, ada anggota yang mendapat hingga Rp5 juta per bulan. Ini sangat membantu, apalagi kami tidak perlu mengeluarkan modal karena hanya menyumbangkan tenaga dan waktu,” jelas Badriyanto.
Selain dipasarkan ke tengkulak, melon dari Merdiko Farm juga dijual langsung kepada masyarakat melalui program eduwisata. Pengunjung bisa datang langsung ke kebun dan memetik melon dengan harga Rp30 ribu per kilogram.
“Kami sudah menerima kunjungan dari sekitar 100 anak beserta wali murid untuk belajar dan memetik melon. Jika ke depan kami bisa bekerja sama dengan lebih banyak sekolah, hasil panen bisa langsung habis di kebun tanpa perlu dijual ke luar,” terang Badriyanto. (*)
Tinggalkan Balasan