KABARSEMBADA.COM, BANTUL – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Hanif Faisol Nurofiq turun langsung ke wilayah terdampak banjir di Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kunjungan kerja ini bukan sekadar simbolis, melainkan langkah serius menyikapi bencana banjir yang kembali melanda akibat curah hujan ekstrem dan alih fungsi lahan yang makin menggila.
Dalam dialog bersama pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan, Hanif mengungkap fakta mencengangkan: luas tutupan vegetasi di DIY menyusut drastis dari 18.000 hektare menjadi hanya 9.000 hektare.
“Kerusakan vegetasi, pertambangan liar, dan pembangunan perumahan telah menurunkan kemampuan lingkungan menyerap air. Ini jadi pemicu utama banjir. Kami akan turunkan tim pengawasan lingkungan untuk evaluasi total,” ujar Hanif dalam siaran pers kepada Kabar Sembada, Selasa (22/4/2025).
Penurunan kualitas lingkungan di kawasan hilir seperti Bantul disebut sangat berbahaya. Hanif menegaskan, pemerintah pusat tidak tinggal diam. Evaluasi tata ruang dan langkah pemulihan lingkungan akan segera digarap bersama pemda DIY.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, yang turut mendampingi kunjungan tersebut, mengingatkan bahwa posisi Bantul sebagai wilayah hilir membuatnya sangat rentan.
“Air dari semua daerah hulu di DIY bermuara ke sini. Kalau tutupan lahannya rusak, kami jadi korban banjir. Maka perhatian terhadap rehabilitasi lingkungan itu wajib hukumnya,” kata Halim.
Tak hanya soal banjir, Menteri LHK juga menyoroti masalah sampah yang kini menumpuk hingga 1.000 ton per hari di Bantul. Kondisi ini diperparah oleh kiriman sampah dari kabupaten-kabupaten lain di DIY.
Namun, solusi inovatif sedang dipersiapkan. Pemerintah berencana mengolah sampah menjadi energi listrik yang akan dibeli langsung oleh PLN dengan harga layak. Konsep ini disebut sebagai bagian dari pendekatan ekonomi sirkular berbasis lingkungan.
“Bantul punya potensi besar jadi pilot project. Tapi pelaksanaannya masih menunggu keputusan Presiden dan pemangkasan regulasi lintas daerah,” jelas Hanif.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY, Kusno Wibowo, mengatakan bahwa DIY masih memiliki sekitar 30 persen tutupan vegetasi. Namun dengan laju pembangunan yang terus meningkat, upaya rehabilitasi tidak bisa berhenti.
“Meski secara persentase masih proporsional, kami tetap fokus pada penghijauan dan pemulihan area kritis agar daya serap lahan tetap terjaga,” tegas Kusno.
Kunjungan Menteri LHK ini jadi momen penting untuk mengingatkan kita semua bahwa bencana bukan hanya soal cuaca, tapi juga akibat ulah manusia. DIY kini dihadapkan pada pilihan: memperbaiki alamnya atau terus dihantui banjir setiap musim hujan. (*)
Tinggalkan Balasan