Festival Perak Kotagede 2025: Ketika Tradisi Bertemu Teknologi, dari Pameran Perak hingga Layanan Kesehatan Gratis

KABARSEMBADA.COM, YOGYAKARTA – Kampung Basen di Kotagede kembali menjadi sorotan dengan hadirnya Festival Perak Kotagede 2025, yang digelar meriah pada Minggu (11/5/2025). Bukan hanya menjadi ruang ekspresi budaya, festival ini juga menghadirkan gebrakan digital dan sosial yang menarik perhatian warga serta wisatawan.

Mengangkat tema “Silver Innovation: Menjaga Tradisi, Menginspirasi Masa Depan”, acara ini secara resmi dibuka oleh Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, yang menilai festival ini sebagai langkah nyata dalam memadukan nilai tradisi dengan inovasi masa kini.

“Industri perak Kotagede telah menjadi ikon yang mendunia. Dengan festival ini, kami ingin menjadikannya lebih adaptif dan dikenal lebih luas, khususnya generasi muda dan pasar global,” ujar Hasto dalam sambutannya.

Rangkaian kegiatan festival tak hanya menyuguhkan pameran kerajinan perak dan kriya logam dari 69 perajin lokal, tetapi juga menampilkan workshop kerajinan tatah, festival kuliner tradisional, dan silver fashion show yang menampilkan karya desainer muda dengan sentuhan perak khas Kotagede.

“Saya kagum dengan desain-desain peraknya, sangat unik dan elegan. Fashion show-nya juga keren, memadukan tradisi dengan gaya modern,” ujar Anisa Rachmawati, 28 tahun, salah satu pengunjung asal Sleman.

Festival tahun ini terasa berbeda karena melibatkan dua perguruan tinggi, Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) dan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (UNISA), yang berkontribusi pada pengembangan teknologi digital untuk promosi perajin lokal.

Mahasiswa dari kedua kampus tersebut merancang website profil usaha dan aplikasi augmented reality (AR) yang dapat digunakan untuk memamerkan dan mengkurasi produk perak Kotagede secara virtual.

“Kami sedang mengembangkan sistem informasi berbasis web untuk memperkuat eksistensi para pengrajin di era digital,” jelas Komaru Ma’Arif, Mantri Pamong Praja Kotagede.

Tak hanya soal seni dan teknologi, festival ini juga menghadirkan stan kesehatan dari UNISA yang menyediakan cek gula darah dan konsultasi kesehatan gratis. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi warga yang datang bersama keluarga.

“Saya datang karena penasaran dengan pamerannya, tapi ternyata bisa sekalian cek kesehatan. Ini sangat membantu,” tutur Bambang Sutrisno, 53 tahun, warga Kotagede yang ikut memeriahkan acara.

Festival ini merupakan bagian dari program percepatan (quick wins) Kemantren Kotagede untuk mendongkrak ekonomi kreatif berbasis budaya. Pemerintah berharap kegiatan ini mampu memperluas pasar bagi produk kerajinan lokal serta memperkuat identitas Yogyakarta sebagai kota budaya dan kreativitas.

“Kami ingin menciptakan ekosistem yang mendukung perajin lokal untuk tumbuh melalui inovasi, digitalisasi, dan promosi terpadu,” tambah Komaru.

Dengan semangat kolaboratif antara pemerintah, akademisi, pengrajin, dan komunitas, Festival Perak Kotagede 2025 menjadi bukti bahwa pelestarian budaya bisa berjalan beriringan dengan transformasi teknologi, menghadirkan peluang baru di tengah tantangan zaman. (*)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *