Festival Karawitan Putri Gunungkidul 2025 Tampilkan Harmoni Budaya dan Emansipasi

KABARSEMBADA.COM, GUNUNGKIDUL – Wakil Ketua I TP PKK DIY, GKBRAyA Paku Alam, hadir langsung dalam pembukaan festival dan menyampaikan apresiasi mendalam atas inisiatif Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. Dalam sambutannya, ia menyebut festival ini sebagai bentuk nyata komitmen bersama untuk nguri-uri (melestarikan) budaya Jawa.

“Karawitan bukan sekadar musik. Ia adalah bahasa rasa, ruang spiritual, dan cermin kepribadian bangsa. Ketika perempuan menjadi pelaku utamanya, kita menyaksikan harmoni antara kelembutan dan keteguhan dalam setiap nada gending,” ujar Gusti Putri penuh semangat dalam siaran pers, Rabu (28/5/2025).

Festival ini menjadi panggung penting bagi perempuan seniman karawitan di Gunungkidul untuk menampilkan karya terbaik mereka. Selain menjadi ajang kompetisi, kegiatan ini juga menjadi ruang regenerasi budaya bagi generasi muda.

Sementara itu, Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto, yang membacakan sambutan Bupati, menegaskan bahwa festival ini merupakan bagian dari upaya konkret dalam membangun karakter bangsa yang berbudaya.

“Kita yang hidup di tanah Jawa memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga jati diri budaya lokal. Festival ini adalah salah satu bentuk komitmen Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam melestarikan budaya melalui seni,” tegas Joko.

Festival Karawitan Putri Tahun 2025 ini berlangsung selama dua hari, dari 27 hingga 28 Mei, dan diikuti oleh kelompok karawitan dari 18 kapanewon se-Kabupaten Gunungkidul. Para peserta tidak hanya bersaing dalam kategori kelompok, tetapi juga dalam tujuh kategori perorangan seperti pengendang terbaik, penyiter terbaik, dan penyaron terbaik, dengan total hadiah jutaan rupiah.

Penampilan perdana dalam festival ini dibuka oleh kelompok karawitan dari Kapanewon Semanu, yang langsung memikat perhatian penonton dengan suguhan musik tradisional yang energik namun elegan.

Dengan semangat kolaborasi, festival ini diharapkan menjadi momentum pelestarian seni karawitan sekaligus memperkuat identitas budaya Gunungkidul sebagai bagian dari peradaban Jawa yang adiluhung. (*)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *