KABARSEMBADA.COM, YOGYAKARTA – Guna menekan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terus meningkat, Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) resmi meluncurkan Program Bebas Nyamuk, Keluarga Sehat dan Bebas DBD. Program kolaborasi lintas sektor ini diinisiasi bersama Dinas Kesehatan DIY, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan (DPMKKPS), serta Enesis Group—produsen Soffell, lotion anti nyamuk ternama.
Kick off program dilakukan langsung oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X pada Senin (19/5/2025) di Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta. Dalam sambutannya, Sri Sultan menekankan pentingnya pendekatan edukatif dan partisipatif masyarakat dalam memberantas nyamuk penyebab DBD.
“Program ini bukan hanya penting, tapi sudah menjadi kebutuhan mutlak masyarakat kita agar hidup sehat dan terbebas dari ancaman DBD,” tegas Sri Sultan.
Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie mengatakan, hingga Maret 2025 tercatat sebanyak 1.135 kasus DBD dengan angka kematian 0,1 persen. Meski tingkat kematiannya rendah, lonjakan kasus menjadi peringatan serius bagi semua pihak.
“Penyakit DBD bisa dicegah dengan tiga langkah utama: menjaga kebersihan lingkungan, meningkatkan daya tahan tubuh, dan perlindungan fisik dari gigitan nyamuk seperti menggunakan lotion anti nyamuk,” jelas Pembajun.
Program ini menyasar 27 kelurahan di tiga wilayah: Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Gunungkidul. Kegiatan utama meliputi:
- Pelatihan kader Jumantik (Juru Pemantau Jentik),
- Sosialisasi 3M Plus (Menguras, Menutup, dan Mendaur Ulang),
- Edukasi G1R1J (Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik),
- Pembagian brosur dan sampel Soffell gratis kepada warga.
Uniknya, Sri Sultan langsung menguji efektivitas Soffell dengan memasukkan tangannya yang telah diolesi lotion ke dalam sarang nyamuk. Hasilnya? Tak satu pun nyamuk berani mendekat.
Target Jangkau 50.000 Warga DIY
CEO Enesis Group, Aryo Widiwardhono, menegaskan komitmen perusahaannya untuk tidak hanya memberi produk, tapi juga mengedukasi masyarakat secara langsung. Program CSR ini akan menyasar lebih dari 50.000 warga DIY melalui kunjungan door to door kader Jumantik.
“Kami menggandeng Dinkes DIY, Puskesmas, dan kader lokal agar gerakan ini menyentuh langsung masyarakat. Edukasi akan berlangsung dari 20 Mei hingga 24 Juni 2025,” ujar Aryo.
Data simulasi yang dilakukan sebelumnya menunjukkan peningkatan Angka Bebas Jentik (ABJ) dari 95% menjadi 99%, dengan penurunan rumah positif jentik mencapai 80%.
Program ini menjadi contoh sukses sinergi antara pemerintah dan swasta dalam menangani isu kesehatan masyarakat. Tak hanya menyasar pengobatan, pendekatan edukatif-preventif terbukti mampu menekan penyebaran penyakit.
“Kalau perilaku hidup bersih sudah diterapkan, ditambah dukungan alat seperti lotion anti nyamuk, hasilnya akan luar biasa,” tutup Pembajun. (*)
Tinggalkan Balasan