KABARSEMBADA.COM, BANTUL – Siapa sangka dari dapur sederhana di Dusun Sungapan, Kalurahan Sriharjo, Kapanewon Imogiri, Bantul, seorang ibu rumah tangga mampu mengubah keripik tempe menjadi komoditas ekspor unggulan. Dialah Mariyah, 50 tahun, sosok tangguh di balik usaha keripik tempe sagu “Imogiri Jaya”.
Dengan modal awal hanya Rp500 ribu pada tahun 2011, Mariyah memulai perjalanannya dari nol. Gagal pada percobaan pertama, ia tak menyerah. Berkali-kali mencoba hingga menemukan formula tepat untuk mengolah tempe sagu menjadi camilan renyah dan gurih.
Kini, usaha keripik tempe sagu miliknya mampu memproduksi hingga 250 kilogram per hari dengan omzet harian mencapai Rp8 juta. Produk “Imogiri Jaya” telah menembus pasar Malaysia, Korea Selatan, Hong Kong, dan Singapura.
“Awalnya cuma produksi 1 kg, sekarang bisa 250 kg per hari. Alhamdulillah, keripik tempe kami dinilai lebih gurih dan renyah dibanding tempat lain,” ujar Mariyah, Jumat (23/5/2025).
Kunci keberhasilan Mariyah ada pada konsistensinya menjaga kualitas. Ia bahkan memisahkan alat produksi untuk pasar lokal dan ekspor, sesuai standar masing-masing negara. Misalnya, pasar Hong Kong hanya menerima produk tanpa bumbu bawang dan digoreng dengan minyak kelapa.
Distributor dari Australia dan Magelang juga menjadi mitra penting dalam menyalurkan produk keripik tempe sagu ke pasar internasional. Tak hanya luar negeri, peminat lokal pun membludak saat memasuki bulan Rajab hingga Lebaran.
Kini, “Imogiri Jaya” mempekerjakan 15 karyawan, menjadi penopang ekonomi warga sekitar. Berkat Mariyah, Dusun Sungapan bahkan dikenal sebagai sentra keripik tempe sagu. (*)
Tinggalkan Balasan