KABARSEMBADA.COM, YOGYAKARTA – Lahan sempit bukan halangan bagi warga Kelurahan Cokrodiningratan, Kota Yogyakarta, untuk berinovasi dalam ketahanan pangan. Melalui program Budidaya Mina Padi Belut (BuMiDiLut), mereka sukses menyulap galon bekas menjadi ladang produktif yang menghasilkan padi dan belut sekaligus. Inovasi ini kini mengantarkan Cokrodiningratan sebagai wakil Kota Yogyakarta dalam ajang Lomba Kelurahan Tingkat DIY 2025.
“Dari 3.000 galon, kami berhasil mencetak setara 1 hektare lahan pertanian,” ujar Lurah Cokrodiningratan, Andityo Bagus Baskoro, dalam kegiatan penilaian lomba dalam siaran pers, Kamis (29/5/2025).
Program ini sejalan dengan semangat Gerakan Sego Saklawuhe yang diinisiasi oleh Danrem 072/Pamungkas Brigjen TNI Bambang Sujarwo pada 14 Mei 2025.
Dalam konsep BuMiDiLut, padi ditanam dalam galon dan bisa dipanen setelah 90 hari. Sedangkan belut yang dibudidayakan di media yang sama, siap panen dalam waktu enam bulan. Kombinasi ini menjadi solusi cerdas urban farming di tengah keterbatasan lahan perkotaan.
Tak hanya unggul dalam pertanian perkotaan, Cokrodiningratan juga menunjukkan taringnya di sektor ekonomi kreatif dan UMKM. Berbagai produk lokal seperti Jahe Merah C’Wedang dan Bolen Sawo kue khas berbahan dasar buah sawo mendapat sambutan hangat masyarakat. Inovasi lainnya mencakup:
- Kacang Bintang Sacha Inchi UAB Tirta Kencana
- Peyek Bu Sutiyem
- Mochi Ibu Titik
- Abon Lele Code Sewelas
- Kerupuk Telur Asin dan Terong Bu Sur
“Kami terus dorong potensi lokal untuk menopang ekonomi warga,” ungkap Andityo.
Selain itu, Kelurahan Cokrodiningratan aktif dalam bidang kesehatan masyarakat melalui program Grebek Tuntas dan Kelon Canting (Kelas Offline dan Online Cegah Stunting), bekerja sama dengan TP-PKK. Langkah ini menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat tidak hanya terbatas pada ekonomi, tapi juga menyentuh aspek sosial dan kesehatan secara menyeluruh.
Kepala Bagian Tata Pemerintahan Setda Kota Yogyakarta, Subarjilan, menyampaikan apresiasi atas capaian Kelurahan Cokrodiningratan.
“Kelurahan ini tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pemberdayaan sosial dan budaya yang berkelanjutan,” ujar Subarjilan.
Subarjilan juga menyoroti pentingnya ketahanan pangan sebagai pilar menuju Generasi Emas Indonesia 2045.
Sementara itu, Rini Sri Wahyuni sebagai perwakilan tim juri provinsi menekankan bahwa lomba ini digelar berdasarkan Permendagri Nomor 81 Tahun 2015. “Tema tahun ini adalah Ketahanan Pangan Nasional Dimulai dari Swasembada Pangan, dan Cokrodiningratan sangat merepresentasikan semangat itu,” kata Rini Sri Wahyuni.
Rini Sri Wahyuni menambahkan, kelurahan terbaik dari lomba ini akan menjadi duta DIY di tingkat regional. Selain sebagai bentuk penghargaan, hal ini diharapkan mendorong sinergi antara pemerintah dan masyarakat untuk membangun wilayah yang maju, mandiri, dan sejahtera. (*)
Tinggalkan Balasan