Cetak Sejarah, ISI Yogyakarta Rayakan Dies Natalis ke-41 dengan Prestasi Dunia dan Parade Karya Seni Internasional

KABARSEMBADA.COM, YOGYAKARTA – Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta kembali mencatatkan sejarah emas dalam dunia pendidikan seni nasional dan internasional. Dalam peringatan Dies Natalis ke-41 yang digelar meriah di Kampus ISI Yogyakarta, Jalan Parangtritis, Sewon, Bantul, institusi ini menegaskan visinya sebagai World Class University dengan tema besar “Art Connectivity: Memperkuat Jejaring Seni untuk Mewujudkan ISI Yogyakarta sebagai World Class University.”

Ketua Umum Dies Natalis ke-41, Arif Suharson, menyampaikan bahwa peringatan tahun ini bukan sekadar seremonial, melainkan momentum penting untuk memperkuat konektivitas antar pelaku seni, akademisi, dan masyarakat global.

“Tema ini kami angkat karena kami percaya seni adalah bahasa universal yang menghubungkan lintas budaya dan generasi,” ujarnya saat konferensi pers di Gedung Rektorat ISI Yogyakarta, Rabu (28/5/2025).

Bukan hanya merayakan usia, ISI Yogyakarta juga merayakan pencapaian gemilang dalam QS World University Rankings (WUR) by Subject 2025, khususnya dalam bidang seni. ISI berhasil menempati:

  • Peringkat 1 Nasional untuk Performing Arts
  • Peringkat 23 Asia dan 113 Dunia dalam Performing Arts
  • Peringkat 30 Asia dan 112 Dunia dalam Art and Design

“Capaian ini adalah buah dari kerja keras kolektif sivitas akademika ISI Yogyakarta. Ini membuktikan bahwa pendidikan seni Indonesia mampu bersaing di panggung global,” ungkap Arif.

Dies Natalis ISI Yogyakarta ke-41 menghadirkan beragam program kolaboratif dan kreatif lintas disiplin seni, antara lain:

  • Pameran Seni Rupa dan Desain “Roots and Beyond”: 20 Mei–5 Juni, Galeri RJ Katamsi
  • Fashion Show dan Pembukaan Resmi: 20 Mei
  • Workshop Seni: 27–28 Mei
  • Bersih Lingkungan & Konser Orkestra Nostradamus: 23–24 Mei
  • Pameran Media Rekam CoiARTboration: 2–9 Juni

Selain itu, juga akan digelar Sidang Senat Terbuka pada 3 Juni, dengan pidato ilmiah dari Dr. Sin. M. Fajar Apriyanto bertajuk “Artistic Research: Kontribusi Praktik dalam Memajukan Pengetahuan.” Acara dilanjutkan dengan pementasan seni pedalangan dan konser musik klasik pada 4 Juni, serta jalan sehat pada 13 Juni.

Tak kalah menarik, ISI juga akan menghadirkan kuliah umum dari Seoul National University (20 Juni), Yogya International Creative Arts Festival (YICAF) #3 (21 Juni–21 Juli), serta Asia Pacific Forum (APAF) Inaugural Symposium (23 Juni) dan Seminar Nasional “Art and Diplomacy” pada 8 Juli 2025.

Sebagai penutup, ISI Yogyakarta akan menggelar Pergelaran Seni dan Pesta Rakyat pada 9 Agustus 2025 yang melibatkan seluruh civitas kampus dan masyarakat. Acara ini menjadi ruang interaksi antara seni, budaya, dan masyarakat secara inklusif.

Dengan deretan prestasi dan kegiatan bertaraf internasional, ISI Yogyakarta terus membuktikan eksistensinya sebagai pusat pengembangan seni yang visioner dan inovatif. Tak hanya mencetak seniman hebat, ISI juga menjadi jembatan diplomasi budaya yang membanggakan Indonesia di mata dunia. (*)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *