Bupati Gunungkidul Blak-blakan Soal Pinjol dan Judi Online! Ribuan Warga Dapat Kacamata Gratis di Acara Aspirasi Muda

KABARSEMBADA.COM, GUNUNGKIDUL – Suasana haru dan semangat kolaboratif menyelimuti Bangsal Sewokoprojo, Sabtu (12/4/2025), dalam acara Jaring Aspirasi Masyarakat yang digelar oleh Anggota DPD RI DIY, R.A. Yashinta Sekarwangi Mega. Kegiatan ini tak hanya menyerap suara rakyat, tetapi juga menghadirkan aksi kemanusiaan pembagian kacamata gratis yang menyasar langsung kebutuhan masyarakat.

Dalam kegiatan yang turut dihadiri oleh Bupati Gunungkidul, sejumlah permasalahan krusial generasi muda dibahas, mulai dari minimnya anggaran Karang Taruna, maraknya judi online, hingga jeratan pinjaman online (pinjol) ilegal yang makin mencemaskan.

“Karang Taruna harus jadi pionir perubahan. Kita tidak bisa terus bergantung pada anggaran, padahal PAD kita hanya Rp350 miliar sementara belanja daerah mencapai Rp2,1 triliun. Harus ada inovasi seperti budidaya jamur, hortikultura, dan penguatan UMKM. Gunakan akal sehat, bukan sekadar harap bantuan,” tegas Bupati Gunungkidul dalam sambutannya.

Acara yang diinisiasi oleh Yayasan Indonesia Melihat Nusantara ini menggandeng banyak pihak, termasuk Karang Taruna Kabupaten Gunungkidul, IROPIN Pengda DIY, AKTRIYO, Poltekkes Ummi Khasanah Bandung, serta STIKes Dharma Husada Bandung. Hasilnya, ratusan masyarakat memperoleh pemeriksaan mata dan kacamata gratis, menjadikan kegiatan ini sebagai perpaduan antara edukasi, kesehatan, dan pemberdayaan sosial.

“Kegiatan ini sangat selaras dengan visi Gunungkidul yang adil, makmur, lestari, dan berkeadaban. Salah satunya adalah program strategis Tani Makmur & UMKM Berdaya,” tambah Bupati.

Menjawab keresahan soal pinjol dan judi online yang kian merambah kalangan muda, Yashinta Sekarwangi, anggota DPD RI termuda dari DIY, menawarkan pendekatan unik berbasis budaya lokal: Gethok Tular.

“Pola komunikasi dari mulut ke mulut ini sudah menjadi budaya Nusantara. Kita libatkan warga secara langsung dalam penyebaran literasi keuangan lewat kegiatan sehari-hari seperti arisan, ronda, atau kerja bakti,” jelas Yashinta.

Ia meyakini bahwa pendekatan ini akan lebih efektif dibanding metode formal, karena menyentuh langsung sisi emosional dan kebiasaan masyarakat.

Tak hanya berhenti di ruang fisik, Yashinta juga membuka jalur digital aspirasi, tempat anak muda bisa menyampaikan gagasan, masukan, maupun keluhan secara langsung kepada wakil mereka di parlemen.

“Saya ingin aspirasi anak muda tidak terputus hanya karena jarak atau akses. Platform ini akan menjadi jembatan ide dan solusi,” tegasnya. (*)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *