SLEMAN – Menindaklanjuti peningkatan aktivitas Gunung Merapi yang terus meningkat sejak Juni 2024, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman terus meningkatkan kesiapsiagaan mereka.
BPBD Sleman merespons kenaikan aktivitas vulkanik Gunung Merapi dengan meningkatkan kesiapan dari segi logistik, peralatan, transportasi, dan petugas sebagai upaya mitigasi menghadapi ancaman erupsi Gunung Merapi.
Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Makwan, menjelaskan bahwa aktivitas terkini Gunung Merapi masih cukup tinggi, ditandai dengan muntahan material vulkanik dan deformasi.
“Beberapa kali terjadi luncuran lava pijar dalam satu minggu terakhir dan cukup tinggi,” jelas Makwan, Selasa (16/7/2024).
Pemerintah Kabupaten Sleman telah memperpanjang status “SIAGA” Gunung Merapi melalui Surat Keputusan Bupati Sleman Nomor 27.21/Kep.KDH/A/2024 tentang Perpanjangan Penetapan Status Siaga Darurat Erupsi Gunung Api Merapi.
Berdasarkan laporan aktivitas Gunung Merapi tanggal 10 Juli 2024 dari BPPTKG, terpantau aktivitas vulkanik Gunungapi Merapi masih cukup tinggi berupa erupsi efusif.
Laporan tersebut menyebutkan potensi bahaya saat ini meliputi guguran lava dan awan panas pada sisi selatan-barat daya, yaitu di Sungai Boyong (sejauh 5 kilometer) serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng (sejauh maksimal 7 kilometer).
Pada sisi tenggara, potensi bahaya meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol sejauh 5 kilometer. Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
Meskipun demikian, kondisi masih aman dan masyarakat tetap dapat beraktivitas seperti biasa. Namun, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya serta waspada terhadap bahaya lahar dan awan panas guguran saat terjadi hujan di sekitar Gunung Merapi.
Makwan juga mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk mematuhi zona aktivitas yang aman sesuai rekomendasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Tinggalkan Balasan