KABARSEMBADA.COM, SLEMAN – Seorang bocah berusia 12 tahun berinisial RFA, warga Jetis, Caturharjo, Sleman, harus menjalani operasi mata setelah mengalami luka serius akibat ledakan petasan. Insiden tragis ini terjadi di Jalan Sanggrahan, Jetis, Caturharjo pada Sabtu (15/3/2025).
Menurut informasi yang dihimpun, RFA tengah bermain petasan bersama empat rekannya yang juga masih di bawah umur. Saat itu, salah satu anak berinisial ASR menyalakan petasan yang diduga gagal meledak. Mengira petasan tidak menyala, RFA kemudian mendekat untuk memastikan kondisi petasan tersebut. Namun nahas, petasan tiba-tiba meledak dan menyebabkan luka parah pada korban.
Akibat ledakan tersebut, RFA mengalami cedera serius, termasuk luka pada mata kiri yang mengenai lensa mata, bibir lebam, retak pada pipi kiri, serta luka di jari tangan kanan. Korban segera dilarikan ke Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM untuk mendapatkan perawatan intensif.
Menanggapi insiden ini, Bupati Sleman Harda Kiswaya bersama Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa mengunjungi korban di RSA UGM pada Senin (17/3/2025). Dalam kunjungannya, Harda menyampaikan rasa prihatin mendalam dan mengimbau para orang tua untuk lebih mengawasi aktivitas anak-anak mereka guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
“Kami mengajak seluruh orang tua untuk lebih waspada dan mengawasi anak-anak dalam setiap aktivitasnya. Semoga kejadian ini menjadi yang terakhir dan tidak terulang kembali,” ujar Harda.
Selain itu, Dinas Sosial (Dinsos) Pemerintah Kabupaten Sleman telah menyiapkan bantuan sosial melalui program Jaring Pengaman Sosial (JPS) untuk membantu penanganan medis korban.
Sementara itu, pihak kepolisian tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait asal-usul bahan peledak yang digunakan dalam petasan tersebut. Kasi Humas Polresta Sleman, AKP Salamun, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah mendatangi lokasi kejadian dan rumah sakit untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut.
‘Kami akan menyelidiki lebih dalam mengenai sumber petasan yang digunakan serta memastikan langkah-langkah pencegahan agar insiden serupa tidak kembali terjadi,” kata AKP Salamun.
Masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan petasan, terutama bagi anak-anak yang belum memahami risiko dari bahan peledak tersebut. Keselamatan harus menjadi prioritas utama guna menghindari kejadian serupa di masa depan. (*)
Tinggalkan Balasan