Bikin Haru! Diaspora NU di Turki Hadiahi Kaligrafi untuk Prabowo, Respons Presiden Mengejutkan

KABARSEMBADA.COM, TURKI – Suasana dingin musim semi di ibu kota Turki berubah hangat saat Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, disambut hangat oleh diaspora Indonesia, Jumat (10/4/2025). Namun yang mencuri perhatian bukan hanya pengamanan ketat Paspampres atau pertemuan diplomatik, melainkan momen emosional ketika delegasi Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Turki menyerahkan cinderamata spesial berupa kaligrafi Islami yang penuh makna.

Di tengah jadwal padat kunjungan kenegaraan, Prabowo tampak tersentuh saat menerima hadiah tersebut. Kaligrafi karya Ust. Syahriansyah Sirojuddin, L.C., Rois Syuriah PCINU Turki, memuat kutipan mendalam dari Surat Al-An’am ayat 152: “Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, sekalipun terhadap kerabatmu.”

“Ini bukan sekadar karya seni, tapi simbol cinta kami terhadap Tanah Air dan harapan kami terhadap kepemimpinan yang adil dan berkarakter,” ungkap Moh Munirudin, B.A., Ketua Tanfidziyah PCINU Turki, yang menyerahkan langsung kaligrafi kepada Presiden.

Dalam pidatonya di Parlemen Turki, Prabowo menekankan eratnya hubungan historis Indonesia-Turki sejak masa Kesultanan Utsmaniyah. Ia bahkan mengungkapkan kekagumannya terhadap tokoh-tokoh besar Turki seperti Mustafa Kemal Atatürk dan Sultan Mehmed Sang Penakluk.

“Di kantor dan rumah saya ada patung Atatürk. Beliau simbol patriotisme dan pantang menyerah. Nilai-nilai itu penting dalam membangun karakter bangsa,” ujar Prabowo, yang disambut tepuk tangan hadirin.

Tak hanya itu, Prabowo juga kembali menegaskan sikap tegas Indonesia terhadap isu Palestina. “Banyak negara pura-pura tak melihat Gaza. Indonesia tidak termasuk di antara mereka. Kami berdiri bersama Turki demi keadilan untuk Palestina,” ujarnya lantang, menegaskan posisi Indonesia dalam percaturan geopolitik global.

PCINU Turki: Kaligrafi sebagai Diplomasi Budaya

Kehadiran PCINU Turki dalam kunjungan kenegaraan ini bukan sekadar pelengkap seremoni. Bagi mereka, ini adalah momen strategis untuk menunjukkan bahwa diaspora Indonesia mampu berperan dalam diplomasi budaya dan spiritual.

“Kaligrafi bukan hanya seni, tapi bahasa universal yang bisa menjembatani dua dunia: Islam dan nasionalisme, budaya dan diplomasi,” kata seorang perwakilan PCINU.

PCINU Turki selama ini aktif membangun hubungan kultural dengan masyarakat setempat melalui seni dan dakwah. Mereka meyakini bahwa kontribusi diaspora bukan hanya dalam angka ekonomi, tetapi dalam nilai dan pesan yang dibawa ke panggung dunia.

Kunjungan Prabowo ke Turki meninggalkan kesan mendalam, bukan hanya karena perjanjian strategis di sektor ekonomi dan pertahanan, tetapi karena sentuhan emosional dan spiritual yang menyertainya. Di balik diplomasi formal, hadir diplomasi hati: kaligrafi, apresiasi budaya, dan semangat anak bangsa.

Nama Indonesia kembali berkibar, bukan hanya karena kekuatan militernya atau politik luar negerinya, tetapi karena kebesaran budayanya yang luhur dan menyentuh hati. (*)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *