KABARSEMBADA.COM, GUNUNGKIDUL – Pemerintah Kabupaten Gunungkidul melangkah maju dalam memperkuat tata kelola pemerintahan yang bersih dan akuntabel dengan meluncurkan aplikasi digital pengawasan terpadu bernama WASGITEL (Pengawasan Gunungkidul Terintegrasi Elektronik), Senin (26/5/2025). Inovasi ini menjadi tonggak baru dalam penguatan sistem pengawasan berbasis teknologi, yang memungkinkan pemantauan secara real-time, transparan, dan responsif.
Peluncuran WASGITEL dilakukan bertepatan dengan agenda Gelar Pengawasan Daerah yang dihadiri oleh Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto, serta para pejabat dan pemangku kepentingan terkait.
Joko Parwoto menekankan bahwa pengawasan merupakan elemen kunci dalam menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih (good governance and clean government).
“Pengawasan adalah jantungnya pelayanan publik. Dengan pengawasan, kita jamin setiap program tepat sasaran, setiap anggaran tepat guna, dan setiap kebijakan berdampak nyata bagi masyarakat,” ujar Joko.
Joko juga mengingatkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan pemerintahan kalurahan agar tidak melihat pengawasan sebagai ancaman, melainkan sebagai upaya kolaboratif untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan penggunaan APBD yang lebih efektif.
Inspektur Daerah Gunungkidul, Saptoyo, menjelaskan bahwa aplikasi WASGITEL terdiri dari lima modul utama yang mencakup:
- SEMAR: Sistem Manajemen Risiko
- NAKULA: Navigasi Tindak Lanjut Audit
- BAGONG: Pelaporan Gratifikasi dan Pengaduan
- SADEWA: Informasi Audit dan Asistensi
- PETRUK: Pusat Edukasi dan Konsultasi
Tiga modul (SEMAR, NAKULA, BAGONG) telah resmi beroperasi di tahun 2025, sementara dua sisanya direncanakan akan dirilis tahun depan.
“WASGITEL adalah lompatan besar dalam pengawasan berbasis digital. Ini bukan hanya alat teknis, tapi simbol semangat baru untuk membangun tata kelola pemerintahan yang lebih terbuka dan profesional,” ujar Saptoyo.
Sepanjang tahun 2024, Inspektorat Gunungkidul mencatatkan pencapaian signifikan:
- 100% tindak lanjut temuan pengawasan berhasil diselesaikan
- Potensi kerugian negara dan daerah sebesar Rp1,3 miliar berhasil diselamatkan
- Indeks maturitas SPIP naik ke level 3 (terdefinisi)
- Efektivitas pengendalian korupsi sebesar 3,000
- Indeks manajemen risiko mencapai 3,208
- Kabupaten Gunungkidul mempertahankan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas LKPD selama 10 tahun berturut-turut
Saptoyo menegaskan, pihaknya tak hanya menjalankan fungsi audit, tetapi juga membangun sistem pencegahan melalui kolaborasi lintas sektor, mulai dari OPD, Bamuskal, hingga aparat penegak hukum seperti Kejaksaan dan Polda DIY.
Dalam program Quickwins 100 Hari, Inspektorat menggelar pengawasan ketat terhadap pengelolaan retribusi, pelaksanaan proyek strategis bupati, hingga pelayanan publik. Salah satu fokus utama adalah audit investigatif di Kalurahan Bohol, menyusul adanya dugaan penyimpangan dana.
Tak hanya itu, edukasi terhadap perangkat desa dan masyarakat juga terus digencarkan untuk membangun budaya pengawasan partisipatif yang berkelanjutan. (*)
Tinggalkan Balasan