kabarsembada.com – Satu tahun menjelang gelaran Pekan Olahraga Daerah (PORDA) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 2025, yang akan diadakan di Kabupaten Gunungkidul, muncul kontroversi mengenai penentuan usia atlet sepakbola putri. Ketentuan ini memicu berbagai reaksi dari kontingen yang akan berpartisipasi, terutama dari empat kabupaten dan satu kota di DIY.
Tim sepakbola putri Kabupaten Sleman, yang meraih medali emas pada PORDA 2022 dengan kemenangan telak 7-0 atas Kabupaten Bantul, kini menghadapi ancaman tidak bisa ikut serta dalam ajang tahun depan. Hal ini disebabkan oleh regulasi baru yang menetapkan batasan usia lebih ketat bagi atlet sepakbola putri. Aturan terbaru dari Asprov PSSI DIY menetapkan bahwa hanya atlet yang lahir pada tahun 2007, 2008, dan 2009 yang diperbolehkan berkompetisi, sementara atlet yang lahir sebelum 2007 atau setelah 2009 dilarang berpartisipasi.
Ipong Suhardiyanto, manajer Sepakbola Putri Kabupaten Sleman, menyatakan kekhawatirannya bahwa regulasi baru ini akan membatasi kesempatan para pemain untuk tampil di PORDA. Ia menilai bahwa aturan tersebut dapat menghentikan impian pemain-pemain berbakat dari Sleman untuk berkompetisi di level daerah.
“Sungguh ironis bagi kami, karena PON yang akan dilaksanakan di Aceh mendatang tidak memberlakukan batasan usia. Seharusnya, pembinaan dari tingkat regional menjadi jalur yang jelas untuk menuju tim nasional Indonesia, namun pembatasan usia di PORDA justru menghambat proses tersebut,” ujar Ipong.
Ipong juga menambahkan bahwa Kabupaten Sleman telah mempersiapkan tim dengan matang untuk mempertahankan gelar emas di PORDA 2025. Namun, ia merasa seolah-olah regulasi baru ini mengubur harapan talenta sepakbola putri dari Sleman.
“Klub sepakbola putri di Sleman, seperti Putri Mataram, secara konsisten mencetak talenta-talenta berpotensi tinggi. Mereka tidak hanya berkontribusi pada jenjang yang lebih tinggi seperti Pra-PON dan PON, tetapi juga rutin menyuplai pemain ke timnas. Dengan adanya regulasi ini, seakan semua usaha pembinaan mereka menjadi sia-sia,” tambah Ipong.
Sebagai anggota EXCO Askab PSSI Sleman, Ipong berharap agar Asprov PSSI DIY mempertimbangkan untuk mengkaji ulang regulasi tersebut. Menurutnya, aturan ini berpotensi membatasi bakat-bakat sepakbola putri di Kabupaten Sleman dan seluruh DIY dari kesempatan berkompetisi di PORDA.
Tinggalkan Balasan