KABARSEMBADA.COM, BANTUL – Pemerintah Kabupaten Bantul terus memperkuat kesiapsiagaan menghadapi potensi gempa megathrust yang dapat memicu tsunami, terutama di kawasan pesisir selatan. Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bantul, Bambang Huda, menegaskan bahwa upaya mitigasi telah dijalankan secara intensif bersama BMKG sejak lama.
“Antisipasi kami terhadap potensi megathrust di wilayah selatan sudah dilakukan sejak lama. Kami rutin berkoordinasi dengan BMKG dan memberikan edukasi langsung kepada masyarakat pesisir,” ujar Bambang, Rabu (25/6/2025).
Sejumlah kalurahan yang dianggap rawan seperti Parangtritis, Tirtohargo, Srigading, dan Gadingsari, telah mendapat pendampingan khusus. Bahkan, kesiapsiagaan di kawasan tersebut mendapat pengakuan dari UNESCO melalui program Community Ready Tsunami, sebuah inisiatif pembentukan komunitas siaga tsunami.
Bambang menjelaskan bahwa berdasarkan pemetaan BMKG, potensi gempa megathrust di selatan Pulau Jawa cukup tinggi. Gempa terakhir yang tercatat di kawasan itu terjadi pada era 1700-an, dan periode diam yang panjang ini justru meningkatkan kekhawatiran para ahli.
“Kalau di barat, seperti Aceh, sudah mengalami gempa besar. Cilacap juga pernah terdampak. Jadi, potensi di wilayah selatan Jawa, termasuk Bantul, memang perlu terus diwaspadai,” tambahnya.
Untuk menjaga kesiapan, BPBD Bantul terus menguji coba sistem peringatan dini tsunami atau Early Warning System (EWS). Setiap tanggal 26 pukul 10.00 WIB, sirene EWS secara rutin dibunyikan di sejumlah titik strategis.
“Saya tinggal di sekitar Angkruksari dan sirene dari Pasar Angkruk masih terdengar jelas. Ini membuktikan bahwa sistem EWS masih berjalan efektif, khususnya di sepanjang garis pantai,” ungkap Bambang.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya informasi yang akurat dan dapat dipercaya. Masyarakat diminta untuk selalu mengikuti perkembangan melalui kanal resmi BMKG maupun akun media sosialnya.
“Yang terpenting adalah tetap tenang, pahami jalur evakuasi, serta ikuti prosedur keselamatan. Jangan mudah percaya hoaks, dan selalu pantau informasi dari sumber resmi,” jelas Bambang. (*)
Tinggalkan Balasan