Jemparingan Mataraman Gaet Ratusan Pelajar se-Jawa: Tradisi Panahan Pakualaman Bangkitkan Semangat Budaya

KABARSEMBADA.COM, YOGYAKARTA – Ratusan pelajar dari berbagai penjuru Pulau Jawa memadati Lapangan Kopertis, Yogyakarta, Minggu pagi (15/6/2025), untuk ambil bagian dalam ajang bergengsi Sayembara Jemparingan Mataraman Pelajar Tingkat Nasional. Event ini digelar dalam rangka memperingati Hadeging Kadipaten Pakualaman ke-219 Jawa atau ke-213 Masehi.

Sebanyak 260 siswa dari tingkat SD, SMP hingga SMA asal DIY, Jawa Timur, dan Jawa Barat, tampil anggun mengenakan busana tradisional khas Mataram. Mereka duduk bersila di tanah lapang dan membidik sasaran panah dengan penuh konsentrasi dalam gaya jemparingan klasik yang sarat nilai budaya.

Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu (GKBRAy) Adipati Paku Alam X menyatakan bahwa jemparingan adalah lebih dari sekadar olahraga panahan. Ia merupakan ekspresi budaya luhur yang mengandung nilai-nilai pendidikan karakter.

“Jemparingan mengajarkan konsentrasi, kesabaran, ketekunan, dan sikap ksatria. Ini adalah jati diri budaya Pakualaman yang harus terus dilestarikan dan diwariskan ke generasi muda,” ujar GKBRAy Adipati Paku Alam X.

Beliau juga mengapresiasi semangat para pelajar dari berbagai daerah yang menjadikan acara ini sebagai momen mempererat silaturahmi, menumbuhkan kecintaan pada tradisi, sekaligus membangun karakter bangsa.

Pemkot Yogyakarta Dukung Pelestarian Budaya Lewat Aksi Nyata

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, turut hadir dan memberikan apresiasi terhadap gelaran budaya ini. Ia menekankan pentingnya keberlanjutan kegiatan semacam ini sebagai bagian dari strategi pembentukan generasi berbudaya.

“Kami menyambut baik antusiasme para peserta. Ajang ini tak hanya membentuk prestasi, tapi juga memperkuat karakter anak-anak melalui nilai-nilai budaya lokal,” ujar Wawan.

Pemerintah Kota Yogyakarta, tambahnya, akan terus mendorong pelestarian warisan budaya seperti jemparingan sebagai bagian dari pendidikan karakter, serta memperkuat identitas lokal dalam sistem pendidikan nasional.

Suara Generasi Muda: Jemparingan Jadi Gaya Hidup

Salah satu peserta, Keisya Armelya Nafasha (16), pelajar asal Tangerang, mengaku bangga bisa turut serta dalam sayembara ini. Sejak duduk di bangku kelas 8 SMP, Keisya telah menekuni olahraga panahan tradisional ini dan menjadikannya rutinitas.

“Latihannya simpel, yang penting fokus dan konsisten. Semoga bisa menang, biar jadi tambahan prestasi juga,” ujar Keisya sambil tersenyum.

Melestarikan Tradisi, Membangun Masa Depan

Sayembara Jemparingan Mataraman Pelajar Tingkat Nasional ini menjadi bukti bahwa budaya bisa tetap hidup di tengah modernitas, asalkan diberi ruang, dukungan, dan diteruskan melalui generasi muda. Semangat para peserta membuktikan bahwa warisan budaya bukan sekadar untuk dikenang, tetapi juga untuk dijaga dan dijadikan pijakan dalam membangun masa depan yang berkarakter. (*)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *